TRIBUNNEWS.COM - Suporter fanatik yang acap kali membuat kerusuhan atau acap kali disebut hooligan menjadi warna tersendiri di Euro 2016 di Prancis.
Di tengah atraksi pemain-pemain bintang seantero Eropa, hooligan, khususnya dari Rusia dan Inggris mampu mencuri perhatian media.
Tentu saja terkait dengan bentrokan yang berujung pada terlukanya puluhan suporter. Baik karena saling pukul atau "sekadar" terkena lemparan botol bir.
Hal itu terjadi menjelang laga Inggris versus Rusia di laga pembuka Grup B, Minggu (12/6/2016).
Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) yang punya hajat Euro 2016 langsung bereaksi.
Melalui Komite Eksekutif, UEFA mengancam akan memberi denda sebesar 150.000 euro hingga diskualifikasi jika suporter Rusia dan Inggris kembali berbuat ulah.
Kemarin, sejumlah bus yang mengangkut suporter resmi Rusia diperiksa secara ketat oleh pihak kepolisian.
"Mereka mencari senjata, alkohol, serta memeriksa dokumen. Padahal kami suporter resmi dan sudah terdaftar," kata ketua kelompok Suporter Rusia Bersatu, Alexander Shprygin.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif Federasi Sepak Bola Rusia (RFU) Igor Lebedev justru memberi dukungan kepada hooligan untuk mempertahankan kehormatan bangsa Rusia.
Politisi Partai Demokratik Liberal ini menyebut bentrokan yang terjadi berapa hari lalu akibat ketidakbecusan polisi dan provokasi dari kelompok suporter lain (Inggris dan Prancis).
"Tidak ada sesuatu yang buruk ketika suporter kami berkelahi. Saya mendukung mereka: Anda telah melakukan yang benar-lanjutkan!" kicau Lebedev melalui akun twitternya.
"Soporter kami tidak melakukan kesalahan dalam kerusuhan di Marseille atau kota lain di Prancis. Polisi tidak melakukan pekerjaanya dengan benar. Kami akan melindungi suporter kami dan memastikan mereka pulang dengan aman," tutur Lebedev.
Dalam wawancara seperti yang dilansir www.life.ru, Lebedev menjelaskan 90 persen suporter Rusia yang datang ke Prancis hanya untuk melihat pertandingan. Sembilan dari sepuluh suporter datang untuk bertarung dan itu normal.
"Tapi mereka diprovokasi. Anak-anak mempertahankan kehormatan bangsa Rusia dan itu membiarkan suporter Inggris melakukan konvoi di area kami," ujarnya.
Berita Ini Juga Dimuat di HARIAN SUPER BALL, Rabu (15/6/2016)