TRIBUNNEWS.COM - PSSI diminta segera menunjuk pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 tanpa melalui proses fit and proper test.
Sebab, durasi waktu yang sempit serta tidak bergulirnya kompetisi usia dini yang menjadi pertimbangan.
Demikian dikatakan oleh anggota tim ahli panel, Rudy William Keltjes, kepada Harian Super Ball, Kamis (16/6/2016).
Ia mengatakan, tantangan yang pertama itu bagaimana menentukan kerangka pemain tanpa adanya kompetisi di usia 19 tahun.
"Sudah tunjuk saja oleh PSSI siapa pelatihnya dan kami support. Tidak usah lagi melalui tes, memaparkan program. Untuk apa? Yang kemarin juga (fit and proper test) hanya buang-buang tenaga dan waktu saja," ujarnya.
Mantan Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 B itu, mengaku dirinya tidak tahu apa yang membuat PSSI belum juga menunjuk pelatih Tim Nasional Indonesia U-19.
Pihaknya juga sempat merekomendasikan dua nama pelatih yang dinilai layak untuk membesut tim Garuda Muda ini.
Dua nama itu adalah Maman Suryaman dan Rudy Eka Priyambada. Akan tetapi, usulannya itu ditolak. Sekjen PSSI, Azwan Karim, menyatakan, dua nama itu sama sekali tidak terdaftar dalam bakal calon pelatih.
"Saya nggak tahu apa alasannya sampai sekarang belum juga ditunjuk pelatih," ujarnya.
Pelatih Tim PON Sumatera Selatan ini mengutarakan keanehan yang terjadi dalam penunjukkan Pelatih Tim Nasional Indonesia Senior Alfred Riedl.
Opa Rudy, panggilan akrab Rudy William Keltjes, mengatakan, seluruh anggota tim ahli panel yang ditugaskan menyeleksi kandidat pelatih ini juga terkejut dengan nama pelatih asing asal Austria yang dipercaya menjadi nahkoda di tim Garuda.
Tim ahli panel ini hanya sekali bertugas menjalankan fit and proper test, dan kemudian selesai.
Berita Ini Juga Dimuat di HARIAN SUPER BALL, Jumat (17/6/2016)