TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas Jerman, Joachim Loew tak hanya mematahkan kesialan alias hoodoo ketika menghadapi Italia. Ia juga mengincar trofi kedua bersama Der Panzer.
Pada babak perempat final Euro 2016 menghadapi Italia kemarin, Loew meracik formasi sekaligus strategi berbau spekulasi.
Ia memerintahkan Mesut Oezil dkk selalu merangsek ke depan ketika kiper Timnas Italia Gianluigi Buffon ambil tendangan gawang.
Akibatnya, Buffon kesulitan mengatur serangan dari bawah. Ia juga mengubah formasi 4-2-3-1 menjadi 3-5-2 agar mampu membongkar tembok pertahanan Azzurri yang dikawal Giorgio Chiellini dkk. Untuk adaptasi formasi ini, Loew menggelar latihan khusus beberapa kali.
"Italia menempatkan dua penyerang di tengah dan dua winger. Mereka selalu bikin kejutan dalam menyerang. Jadi, kami harus mengimbanginya dengan pola serupa. Ini kali pertama saya mengadopsi formasi seperti ini," kata Loew.
Nyatanya, Oezil dkk bisa menguasai bola lewat sayap yang biasanya dicengkeram Italia. Keunggulan Jerman lewat gol Oezil tertahan setelah Jerome Boateng melakukan handball di kotak penalti. Leonardo Bonucci sukses mengeksekusinya.
Die Mannschaft lantas unggul 6-5 dalam adu penalti yang menegangkan. Dari total 18 tendangan, banyak pemain dari kedua tim yang gagal.
Kiper Jerman, Manuel Neuer, mematahkan dua tembakan pemain Italia, Leonardo Bonucci dan Matteo Darmian. Bek Jerman, Jonas Hector, menjadi penentu kemenangan karena sukses mengeksekusi tendangan terakhir untuk menjebol gawang Gianluigi Buffon.
Dengan kemenangan ini, Der Panzer meraih tiket semifinal. Ini merupakan semifinal Euro ketiga kali berturut-turut bagi Jerman.
Loew berpeluang meraih trofi kedua setelah sukses menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil. Kala itu, Jerman juga mematahkan hoodoo tak ada tim Eropa yang meraih juara di ranah Amerika.
Bursa prediksi di seluruh dunia menempatkan Jerman sebagai kandidat utama, di atas Prancis yang mengalahkan Islandia dini hari tadi dengan skor 5-2.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, SENIN (4/6/2016)