TRIBUNNEWS.COM - Apa pun hasil Prancis di final Euro 2016 melawan Portugal, Moussa Sissoko tak ingin buru-buru menentukan nasibnya di klub kesayangan Newcastle United.
Maklum, Newcastle terdegradasi dari Liga Utama Inggris ke Champhionship.
Itulah ironi seorang Moussa Sissoko. Ia tampil menawan bersama Les Bleus di Euro 2016 tapi klubnya gagal bertahan di Liga Inggris. Performa yang menawan membuat harga Sissoko melambung.
Pelatih Newcastle Rafa Benitez berharap Sissoko bertahan bersama dia di Championship. Rafa mendepak Jonjo Shelvey yang dibeli seharga 12 juta pound dengan gaji 80.000 per pekan atau sekitar Rp 1,4 miliar per pekan.
Rafa percaya penuh pada Sissoko termasuk memberikan armband di lengannya dengan status kapten Newcastle.
Bersama Rafa, performa Sissoko semakin bersinar terutama di akhir-akhir musim kompetisi Liga Inggris 2015/2016 atau sejak April 2016.
Sissoko berubah menjadi monster Newcastle yang menakutkan. Itu pula yang ditunjukkan Sissoko ketika Prancis menjungkalkan Jerman 2-0 di semifinal Euro pekan lalu.
Sebenarnya, Sissoko masuk skuad Prancis asuhan Didier Deschamps tak ubahnya pemain dengan wildcard. Itu juga dialami Adil Rami yang sebenarnya sudah pesan tiket liburan karena tak terpilih masuk skuad Les Bleus. Tapi perjalanan hidup menentukan lain.
Di laga pembuka melawan Rumania, Sissoko baru diturunkan menit ke-90+2. Ia menggantikan Dimitri Payet yang menjadi bintang. Pada kedua melawan Albania, ia duduk manis di bangku cadangan.
Sissoko baru menjadi starter ketika Prancis tertahan 0-0 oleh Swiss di laga ketiga. Pada fase gugur, ia kembali dari bawah.
Sissoko baru diturunkan menit ke-90+3 menggantikan Kingsley Coman ketika Prancis mengalahkan Irlandia 2-1.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Senin (11/7/2016)