TRIBUNNEWS.COM - "Jika harus memilih menjadi itik cantik namun pulang kandang atau menjadi itik buruk tapi tetap di sini, maka saya akan memilih menjadi itik yang buruk. Saya sama sekali tidak resah dijuluki itik yang buruk karena fokus saya mencapai final dan menjadi juara."
Itulah pernyataan Pelatih Timnas Portugal Fernando Santos ketika timnya melibas Wales 2-0 di semifinal Euro 2016.
Sepekan kemudian, hal itu menjadi kenyataan. Portugal menjadi juara dengan mempermalukan tuan rumah Prancis.
Sebutan ugly duckling atau itik buruk muka muncul setelah Portugal gagal tampil mengesankan sepanjang turnamen sebelum semifinal.
Banyak yang menyebut Wales dan Islandia yang akan menjadi kuda hitam dan memorakporandakan segala prediksi ketimbang Portugal.
"Tentu saja orang lebih menyukai Wales dan Islandia karena tidak ada yang memprediksi mereka bisa melaju jauh, dan saya tidak gusar dengan hal itu," kata Santos.
"Kami punya rencana, kami punya tujuan dan kami bertarung untuk mendapatkannya. Dan, apa yang kami lakukan memang tidak bisa menyenangkan semua orang," imbuh eks pelatih Yunani ini.
Pada kesempatan itu Santos juga memuji Eder yang membuat gol tunggal ke gawang Prancis. Eder, kata Santos, telah berubah dari itih buruk rupa menjadi angsa yang cantik.
Eder adalah satu dari lima pemain yang lahir di luar Portugal. Mereka adalah Danilo (Guinea Bissau), Pepe (Brasil), Nani (Cape Verde), dan William Carvalho (Angola).
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Selasa (12/7/2016)