TRIBUNNEWS.COM - Sosok sang ayah menjadi sumber inspirasi terbesar bagi karier Henrikh Mkhitaryan.
Gelandang anyar Manchester United yang dibeli dari Borussia Dortmund itu, kini bersiap mewujudkan ambisinya bersama Setan Merah.
Masa kecil Mkhitaryan memang tidak seberuntung kawan-kawannya. Mkhitaryan kecil ditinggal ayahnya, Hamlet Mkhitaryan, saat masih berusia tujuh tahun.
Hamlet meninggal muda, pada usia 33 tahun, setelah mengidap tumor otak ganas pada tahun 1996.
Darah sepak bola Mkhitaryan memang mengalir deras dari Hamlet yang tercatat sebagai striker Timnas Armenia. Hamlet terakhir kali membela Timnas Armenia pada tahun 1994.
"Dialah inspirasi saya, sumber motivasi saya karena ketika saya masih seorang bocah dia adalah pemain profesional. Dan, saya selalu bermimpi untuk pergi ke lapangan bersamanya. Mimpi besar saya adalah melanjutkan pekerjaanya dan mewujudkan cita-citanya yang ingin menjadikan saya sebagai pemain sepak bola," tutur Mkhitaryan.
"Dia masih berusia 33 tahun, dan saya tujuh tahun. Sungguh menyedihkan, tapi itulah hidup. Hidup harus terus berjalan dan saya berharap dia bangga melihat saya dari atas sana. Jadi saya selalu ingin membuatnya bangga," tutur pemain yang dibeli seharga 26 juta pound atau Rp 448 miliar ini.
Hamlet pernah tercatat sebagai pemain dua klub lokal di Armenia sebelum bermain di klub Prancis. Di timnas dia hanya bermain dua kali.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Kamis (28/7/2016)