TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Manajemen PS TNI mulai berancang-ancang mencari pelatih baru untuk Menggantikan posisi Suharto AD.
Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi sekaligus sebagai Presiden Direktur PS TNI itu mengatakan, akan mencari pelatih lokal.
Hal itu terkait dengan regulasi yang dikeluarkan PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) selaku penyelenggara Indonesia Soccer Championship A (ISC A) 2016.
Regulasi dari PT GTS mengharuskan pelatih tim peserta ISC A harus telah mengantungi linsensi A AFC.
Sedangkan lisensi kepelatihan yang dimiliki Suharto AD adalah lisensi C AFC.
Oleh karena itu manajemen PS TNI mau tidak mau mencari pelatih baru dengan lisensi A AFC pada putaran kedua ISC A.
"Kalau regulasinya seperti itu, ya kami harus mengikutinya. Tetapi mencari pelatih dengan lisensi A AFC susah sekali. Oleh karena itu, kami terpaksa menggunakan pelatih seperti Suharto AD yang lisensinya belum A AFC. Daripada tidak ada, ya untuk sementara pakai pelatih yang ada saja dulu. Masak ikut ISC A, PS TNI tidak ada pelatih," kata Letjen Edy kepada Harian Super Ball, Jumat (12/8/2016).
Namun hingga saat ini manajemen PS TNI belum mendapatkan pelatih yang diinginkan.
"Saya masih menyukai pelatih lokal saja, karena pelatih nasional banyak dibanding mencari pelatih asing. Tetapi kami belum memutuskan pelatih lokal mana yang akan menangani PS TNI di putaran kedua ISC A," ujar Letjen Edy.
Ketika ditanya kabar manajemen PS TNI yang tertarik merekrut pelatih Aji Santoso, Letjen Edy belum bisa memastikanya.
"Sepertinya dia sudah melatih di tim lain. Tetapi kalau beliau berkenan melatih PS TNI, kami akan sangat senang sekali. Karena beliau sudah memenuhi regulasi dari PT GTS. Aji juga sudah berpengalaman melatih sejumlah tim," ucap Letjen Edy.
Jika kembali mengganti Suharto AD, maka PS TNI menjadi tim yang akan mengganti pelatih sebanyak tiga kali.
Selama berlaga di ISC A, PS TNI sudah dua kali berganti pelatih dari pelatih Suharto AD ke Eduard Tjong dan kembali ke Suharto AD.
"Soal pergantian pelatih di PS TNI disebabkan hasil yang kurang memuaskan. Mungkin pelatih merasa tidak enak karena tidak bisa memberikan hasil maksimal. Mungkin pelatih itu malu dan mundur. Mungkin itu salah satu alasannya. Kami tidak bisa memaksa pelatih untuk tetap bertahan. Oleh karena itu, kami sedang mencari pelatih yang pas untuk menangani PS TNI di putaran kedua nanti," tutur Letjen Edy.