TRIBUNNEWS.COM - Gelandang Swiss milik Arsenal, Granit Xhaka, menampakkan sisi lain saat tampil bersama timnas.
Xhaka jauh lebih keras dalam bermain hingga mendapatkan kartu kuning kedua alias kartu merah.
Penampilan keras Xhaka sangat terlihat ketika Swiss menjamu Portugal di laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa. Ia mendapatkan kartu kuning kedua pada menit ke-90+3 saat Swiss unggul 2-0.
Xhaka harus absen ketika Swiss melakoni laga kedua melawan tuan rumah Hungaria bulan depan. Tapi, tiga hari kemudian ia sudah bisa turun ketika Swiss meladeni tim lemah Andorra.
"Saya sangat terganggu dengan dua kartu kuning Xhaka. Saya harus kehilangan Xhaka. Dia tidak hanya memiliki skill, tetapi juga mampu memimpin rekan-rekannya di lapangan. Saya harus siapkan skenario tanpa Xhaka saat menghadapi Hungaria," kata Pelatih Timnas Swiss, Vladimir Petkovic.
Pada Euro 2016, performa Xhaka bersama Swiss juga menawan. Sayang, Swiss harus angkat kopor pada fase gugur setelah kalah adu penalti melawan Polandia.
Pemain berusia 23 tahun ini memiliki spesialisasi sebagai jangkar pertahanan. Itu pula yang membuat Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, kepincut hingga melabuhkan Xhaka ke Emirates Stadium.
Xhaka mengawali karier profesional di klub Swiss, Basel. Setelah dua musim (2010-2012), ia diboyong klub Bundesliga, Borussia Moenchengladbach.
Ia bertahan empat musim bersama Gladbach dan baru musim ini dibeli Arsenal.
"Swiss pantas merayakan kemenangan atas Portugal. Tapi, kita masih harus melewati sembilan laga lagi. Jadi, perjalanan masih sangat panjang. Saya ingin kita semakin percaya diri bahwa kita mampu," kata Petkovic.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Kamis (8/9/2016)