TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi masih tetap pada pendiriannya bahwa penyelenggaraan Kongres Pemilihan Ketua Umum dan Pengurus PSSI di Yogyakarta, 17 Oktober 2016.
Pertimbangan Imam, Yogyakarta adalah tempat lahir PSSI sehingga cocok untuk mengawali reformasi tata kelola sepak bola nasional.
Rekomendasi ini berbeda dengan keputusan PSSI yang telah ditetapkan melalui sidang komite eksekutif (Esko) PSSI yang menunjuk Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai tuan rumah.
"Pak Menteri dalam rekomendasi ini memiliki pertimbangan lokasi sendiri kenapa menunjuk Yogyakarta sebagai tuan rumah. Dan ini memang sudah jelas dikatakan dalam surat rekomendasi itu," ujar Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto kepada wartawan.
Gatot meyakini penunjukan Yogyakarta ini sama sekali tidak termasuk kategori pelanggaran yang selama ini ramai dibicarakan publik yang disebut intervensi.
Gatot juga sudah menyiapkan langkah antisipasi jika FIFA bereaksi dengan sikap yang diambil pemerintah.
Akan tetapi, Gatot enggan membocorkan langkah apa yang akan dilakukan sebelum FIFA menanyakan secara resmi kepada pemerintah.
"Kami sudah mengantisipasi itu dan sudah membaca pasti FIFA bakal bereaksi. Kami akan menjelaskan itu dan tindakan pemerintah ini tidak melanggar pasal 13,14 statuta FIFA, dan bukan intervensi," ujarnya.
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com
Soal BAB 4 Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawaban, Pengukuran Luas dan Volume
Imam Nahrawi mengatakan, penunjukan lokasi penyelenggaraan Kongres Pemilihan PSSI bukan hal yang mendasar dalam menentukan nasib federasi sepak bola ke depan.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Rabu (14/9/2016)