Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muhamad Alfi M
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Tim sepak bola Jawa Tengah harus mengubur harapan mempertahankan medali perunggu di PON VIII Riau empat tahun lalu setelah kalah 1-2 dari Sumatra Selatan di babak delapan besar PON XIX Jawa Barat, Sabtu (24/9/2016) malam di Stadion Patriot Bekasi.
Jateng menempati peringkat ketiga Grup E dengan tiga poin dan harus merelakan dua tiket ke semifinal diraih Sumsel dan Papua yang meraih poin lebih tinggi.
Skuat asuhan Anjar Jambore Widodo tertinggal lebih dulu lewat gol M. Yogi Novrian di menit ke-45.
Penyerang lubang Laskar Wongkito ini memanfaatkan umpan lemparan ke dalam rekannya di dalam kotak penalti Jateng.
Skor 0-1 itu bisa disamakan Haudi Abdillah dkk semenit berselang. Winger Jateng, Putut Ragil Widodo berhasil menyepak bola ke dalam gawang Teja Paku Alam memanfaatkan kemelut di dalam kotak penalti di waktu tambahan babak pertama. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Jateng dan Sumsel saling lakukan serangan secara bergantian. Namun provinsi ini tidak dapat memanfaatkan peluang. Malah, skuat asuhan Rudy William Keltjes yang bisa kembali unggul.
Striker Sumsel Ahmad Fathoni mencetak gol kemenangan di menit ke-83. Skor 1-2 bertahan hingga bubaran.
Sumsel mengumpulkan tujuh poin dari tiga laga Grup E. Papua yang dilaga lain menang atas Kalimantan Selatan dengan skor 3-2 mendampingi Sumsel lolos ke semifinal.
Manajer Jateng, Kairul Anwar meminta maaf kepada masyarakat Jateng kaarena kegagalan timnya tidak bisa melaju ke semifinal.
Setelah laga itu, dia bersama manajemen akan lakukan evaluasi untuk berikan laporan ke Asprov PSSI Jateng.
"Kami mohon maaf karena langkah kami terhenti di babak delapan besar. Meski gagal saya memuji kualitas pemain PON Jateng. Mereka pemain-pemain berbakat yang saya kira akan jadi bintang di lima tahun mendatang," ujar Kairul kepada Tribun.
Setelah pulang ke Semarang beberapa hari ke depan , para pemain akan dikembalikan ke daerah asal maupun klub asal.
Dia juga berterimakasih kepada pemain-pemain yang selama ini keluar masuk sejak persiapan pertama, Pra-PON, hingga gelaran PON.
"Mereka di PON ini kelemahan nya hanya satu yakni kurang efektif dan kurang beruntung memanfaatkan peluang. Selebihnya mereka berkualitas dan penuh semangat," tandas Kairul. (*)