News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Serie A Italia

Frank De Boer Masih Tak Terima dengan Kekalahan Inter Milan

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Frank de Boer

TRIBUNNEWS.COM - Mendominasi jalannya laga belum tentu mampu memenangi pertandingan.  Itulah kenyataan pahit yang harus diterima Inter Milan saat bertandang  ke markas AS Roma, Senin (3/10) dini hari. I Nerazzurri terpaksa pulang  dengan tangan hampa setelah bertekuk lutut dengan skor 2-1.

Bagi Inter, hasil ini tentu menambah catatan negatif musim ini setelah  dalam dua pertandingan sebelumnya hanya bermain imbang 1-1 melawan  Bologna dan dipecundangi Sparta Praha dengan skor 3-1 di ajang Liga  Eropa. Pelatih Inter Milan, Frank de Boer, menilai timnya mendominasi  jalannya babak kedua pertandingan.

Namun ia mengakui timnya terlalu  banyak melakukan kesalahan pada babak pertama, dan saat terjadinya gol  Kostas Manolas pada babak kedua.

"Kami tak pantas kalah. Pada babak pertama kami melakukan banyak  kesalahan, terutama yang melibatkan Mohamed Salah karena dia sangat  cepat dan menghadirkan banyak masalah bagi kami. Setelah turun minum,  kami mengendalikan pertandingan dengan baik. Dan karena pelanggaran  bodoh, Manolas mencetak gol sehingga kedudukan menjadi 2-1," ujar De  Boer kepada Mediaset Premium, seperti dilansir Football Italia.

'Pelanggaran bodoh' yang dimaksud juru taktik asal Belanda itu adalah  pelanggaran yang dilakukan Stevan Jovetic sehingga Roma mendapat hadiah  tendangan bebas. Alessandro Florenzi yang menjadi eksekutor, mengalirkan  bola itu ke kotak penalti dan sukses ditanduk Manolas. "1-1 seharusnya  menjadi hasil yang lebih pantas," ucapnya.

De Boer mengatakan Inter terlalu sering kehilangan bola pada babak  pertama. Anak asuhnya baru bermain lebih bagus saat babak kedua, namun  tetap melakukan banyak kesalahan tidak perlu. Mantan pelatih Ajax  Amsterdam ini menegaskan hal seperti itu tidak boleh terjadi saat  menghadapi tim seperti AS Roma. Gol Manolas, kata De Boer, merupakan  harga yang harus dibayar atas kesalahan mereka sendiri.

"Roma tim yang bagus. Ketika kamu membuat kesalahan seperti itu, tentu  saja menjadi sulit memenangkan pertandingan. Saat turun minum, saya  katakan pada para pemain bahwa hanya dengan mengubah sikap kita bisa  menang. Dan itu yang kami lakukan. Saya tak melihat ada masalah setelah  babak pertama," paparnya.

"Meski hasilnya buruk, tim bermain bagus pada babak kedua. Kami sangat  kompak dan membuang beberapa peluang bagus," sambungnya.

Sementara itu, pencetak gol Inter dalam pertandingan tersebut, Ever  Banega, merasa malu golnya tak mampu menyelamatkan tim dari kekalahan.  Gelandang asal Argentina ini kecewa karena Il Biscione kembali pulang  dengan tangan hampa. "Memalukan karena gol saya pada akhirnya tidak  membantu. Ini pertandingan yang sangat sulit. Kami membuat begitu banyak  peluang. Mengecewakan kami pulang dengan tangan kosong. Kami harus terus  bekerja dan maju agar kembali ke jalur kemenangan sesegera mungkin,"  ujarnya.

Mantan pemain Sevilla ini menilai Inter harus belajar agar bermain lebih  agresif sejak awal pertandingan, terutama dalam 15-20 menit pertama.  Inter, kata Banega, jangan baru bereaksi setelah kebobolan. "Menyedihkan  kami kebobolan di awal laga. Kemudian kami gagal menciptakan sebagian  besar peluang. Pertandingan ini mengajari kami agar tidak mengulangi  kesalahan yang sama. Kami harus belajar agar bermain bagus dalam 15-20  menit pertama, dan tidak hanya bereaksi ketika sudah tertinggal,"  tuturnya.

Sedangkan pelatih AS Roma, Luciano Spalletti, menilai kemenangan yang diraih Giallorossi menyelesaikan banyak masalah tim saat ini. Spalletti menyebut Roma tidak bermain konsisten musim ini, setelah pada pekan sebelumnya kalah 3-1 dari Torino. "Ini kemenangan indah yang menyelesaikan banyak hal. Begitu banyak omongan dan tim tak melakukannya dengan baik musim ini. Kami sangat tidak konsisten. Namun kemenangan ini membuat kami bekerja lebih dalam dan menganalisis secara rinci situasinya," kata Spalletti.

"Mulai dari sekarang dan seterusnya ada momen yang tak berjalan sesuai harapan. Sebagai profesional, kami harus memberikan arahan spesifik pada tim. Saat kami memilih bertahan, pihak lawan membuat kami berlari sekuat tenaga dan menyebabkan kelelahan," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini