TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan 0-3 di kandang sendiri saat menghadapi Brasil pada awal September lalu menjadi tamparan keras bagi Ekuador. La Tricolor bertekad tak mengulangi kesalahan yang sama saat menjamu Chile di Estadio Olimpico Atahualpa, Quito, dalam lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan, Jumat (7/10) dini hari.
Tiga pertandingan terakhir yang dilakoni Ekuador dalam babak kualifikasi Piala Dunia memang sangat mengecewakan. Anak asuh Gustavo Quinteros dipermak Kolombia 3-1, kalah 0-3 dari Brasil, dan tumbang 2-1 saat melawat ke kandang Peru. Saat ini, Ekuador duduk di peringkat lima klasemen sementara zona Conmebol dengan raihan 13 poin, selisih tiga poin dari Uruguay yang duduk di puncak klasemen.
Sedangkan Chile, rekor tiga pertandingan terakhir mereka di zona Conmebol lebih baik dari Ekuador. Arturo Vidal cs sempat membantai Venezuela 1-4, namun kemudian kalah 2-1 dari Paraguay. Sedangkan saat menjamu Bolivia, La Roja hanya mampu bermain imbang 0-0. Di tabel klasemen sementara, posisi Chile lebih buruk dari Ekuador. Mereka tertahan di peringkat tujuh usai hanya memperoleh 11 poin dari delapan pertandingan.
Walaupun peringkat Ekuador saat ini lebih baik di tabel klasemen, gelandang serang Ekuador, Michael Arroyo, tetap mengingatkan rekan-rekannya agar tidak meremehkan Chile. Menurutnya Ekuador tak bisa terus menerus kehilangan poin, sehingga mengamankan tiga angka saat menghadapi Chile dipatok menjadi target utama.
"Ada yang harus dikerjakan oleh pelatih. Kami bukan satu-satunya tim yang menuai hasil buruk. Kami tak bisa terus-terusan kehilangan poin di kandang. Kami harus kuat. Kami harus mendapat rasa hormat saat bermain di kandang," ujar Arroyo seperti dilansir latercera.com.
Arroyo yang tak bisa memperkuat Ekuador saat menghadapi Chile karena suspensi kartu merah, kembali menegaskan bahwa tim asuhan Juan Antonio Pizzi merupakan tim kuat yang tak bisa diremehkan. Menurutnya posisi Chile di klasemen saat ini tidak mencerminkan kekuatan sesungguhnya. "Kami menghormati Chile. Mereka satu di antara tim terkuat di Amerika Selatan. Posisi mereka saat ini agak menyesatkan. Mereka tim luar biasa yang tak bisa dipandang sebelah mata," ucapnya.
Ia juga menampik anggapan bahwa Ekuador akan diuntungkan saat menjamu Chile, lantaran lokasi Estadio Olimpico Atahualpa terletak pada ketinggian 2.782 meter di atas permukaan laut dan kelembabannya mencapai 99 persen.
Sejak kualifikasi Piala Dunia 2006, Ekuador tak pernah kalah saat bermain di kandang. Namun rekor tersebut akhirnya terhenti pada bulan September lalu kala Brasil sukses menang telak 0-3 di kandang Ekuador. Hal ini pun dijadikan contoh oleh Arroyo bahwa faktor kandang tak sepenuhnya menguntungkan mereka.
"Ekuador harus melakukan hal yang tepat saat memulai babak kualifikasi. Itu yang utama. Terkadang kami sangat mempercayai cerita itu (Ekuador sulit dikalahkan di kandang). Lihat apa yang terjadi saat menghadapi Brasil," tuturnya.
Dari lima pertemuan terakhir, Chile tak pernah menang saat bertanding di Quito. Meski catatan sejarah lebih memihak Ekuador, Arroyo menyatakan timnya hanya berkonsentrasi meraih tiga poin dalam laga tersebut.
"Saya tidak memikirkan itu. Sebagai tambahan, Chile memiliki pemain hebat yang bermain di klub-klub besar, dan mereka mampu mengendalikan berbagai situasi. Saya ulangi, Brasil sebelumnya juga dikatakan seperti itu (sulit menang di Quito), dan lihat apa yang terjadi. Mereka (Chile) tak pernah menang melawan kami (di kandang). Mari berkonsentrasi penuh karena kami tak bisa lagi kehilangan lebih banyak poin," jelasnya