News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Soccer Star

Pesan Legendaris Maulwi Saelan Selepas Menjabat Ketum PSSI

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan pemain sepak bola tim nasional Indonesia, Maulwi Saelan (kiri) bersama Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin (kanan) saat memberikan keterangan pada pembukaan Piala Soeratin 2014 di Ring Road Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (7/9/2014). Soeratin Cup bukan kompetisi baru di belantara sepakbola Indonesia. Di gelar pertama pada 1956 atau 35 tahun setelah PSSI berdiri, Soeratin Cup berjalan konsisten sebelum berhenti sejak 2012 yang dijuarai PSDS Deli Sardang. (Super Ball/Feri Setiawan)

Laporan Wartawan SuperBall.id, Mochamad Hary Prasetya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI, Maulwi Saelan, memiliki sebuah pesan yang terus disampaikan hingga usianya berakhir pada Senin (10/10/2016).

Pesan-pesan itu masih diingat oleh mantan pemain Timnas Indonesia era 60an, Bob Hippy.

Wajar Bob mengingat pesan tersebut, sebab Maulwi merupakan tokoh Ketum PSSI yang sangat dekat dengan para pesepak bola saat itu.

Sebelum menjabat sebagai Ketum PSSI kelima, Maulwi merupakan pesepak bola berposisi penjaga gawang.

Bob mengatakan ada sebuah pesan dari Maulwi yang sampai saat ini belum dilakukan oleh para Ketum-ketum PSSI selepas ia meletakan jabatannya.

"Beliau kecewa, kok sepak bola kita tidak pernah maju dari sejak beliau menjabat hingga saat ini karena memang kita tidak pernah bersatu," ucap Bob di Jakarta, Selasa (11/10/2016).

"Suatu kesatuan diperlukan dalam membina sepak bola Indonesia. Tidak boleh ada perbedaan pendapat dengan yang lain, itu pesan beliau," lanjutnya.

Seharusnya, kata Bob, para tokok pesepakbola saat ini harus bisa berdiri sendiri untuk membina sepak bola Indonesia dengan cara bersatu.

Para penerus mesti melupakan segala perbedaan dan bersatu untuk sepak bola Indonesia.

Padahal kalau sudah bersatu sejak lama, negara-negara di kawasan Asia seharusnya sudah dikalahkan oleh Indonesia.

"Kita malu kenapa (sepak bola) Jepang sudah begitu maju. Dulu kita bisa gampang mengalahkan mereka, sekarang mereka gampang mengalahkan kita?" ucapnya.

"Begitu pula dengan negara-negara Eropa, Arab Saudi, Kuwait, dan negara-negara Asia Tengah. Dulu mereka tidak ada apa-apanya," katanya.

Terakhir, pesan yang diingat oleh Bob dari Maulwi itu agar PSSI bisa lebih jelas untuk terus melakukan proses pembinaan saat ini.

"Jangan lupa, kata dia (Maulwi), dulu Indonesia lawan Jepang 'tutup mata' bisa menang. Ini sebab dari pembinaan kita yang tidak terukur, itu pesan beliau kepada kami," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini