Laporan Wartawan SuperBall.id, Mochamad Hary Prasetya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI,Toni Apriliani, memastikan akan tetap menggelar Kongres Pemilihan PSSI pada tanggal 17 Oktober 2016 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Hal itu dikarenakan pihak FIFA dan AFC sudah mengetahui agenda tersebut di Makassar dan segera hadir ke Kota Daeng secepatnya.
"Sampai detik ini saya barusan bicara dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen), kami sudah final masih tetap di Makassar," ucap Toni saat ditemui media di Kantor PSSI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2016).
"Sekjen barusan komunikasi lagi dengan AFC dan FIFA, mereka positif akan hadir di Makassar pada tanggal 15 Oktober 2016," lanjutnya.
Keputusan final itu diambil lantaran PSSI tidak mau terkena sanksi kembali dari FIFA.
Sebab, induk sepak bola tertinggi di Tanah Air ini ingin menjalanin hubungan baik dengan FIFA semenjak dicabut sanksinya pada 15 Mei 2016 lalu.
Rencananya, sesampainya FIFA dan AFC di Indonesia, mereka langsung melakukan meeting dengan PSSI di Makassar.
"Jadi menurut mereka, kalau itu diubah akan menyalahkan aturan dan statuta. Berarti FIFA dan AFC menginginkan tempat yang sudah ditetapkan," katanya.
Keinginan kuat dari PSSI di Makassar tentu akan berjalan tidak lancar.
Sebab, Kemenpora juga tetap merekomendasikan Kongres Pemilihan itu di Yogyakarta.
Kata Toni, permintaan rekomendasi dari Kemenpora sebenarnya tidak bisa dilakukan oleh PSSI.
Pasalnya dalam statuta PSSI permintaan rekomendasi perpindahan lokasi kongres harus dilakukan selambat-lambatnya dari delapan minggu.
Hal itu tertera dalam Pasal 28 ayat 2 Statuta PSSI.
"Kalau kemarin Kemenpora menginginkan per 9 September kan kurang ya untuk ke 17 Oktober. Itu hitungan FIFA dan AFC. Kita sudah jelaskan juga, 'Ini kan emergency.' Tapi mereka (FIFA danAFC) tetap di Makasar, yasudah," Kata Toni.
Terakhir, pria asal Bandung, Jawa Barat itu mengatakan sebenarnya tidak ingin polemik lokasi kongres menjadi besar.
Sebab, pria berkacamata itu menginginkan adanya sebuah sinergi yang menyatu antara PSSI dan Kemenpora.
" Ngapain sih mesti bertolakbelakang dan bersebrangan dengan pemerintah? Wong kita ada di negara kita," tutupnya.(*)