News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sudut Lapangan

Apakah Ada Dendam di Hati Robin van Persie?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Striker Manchester United, Robin van Persie

ROBIN van Persie pergi dari Old Trafford dengan rasa penuh kecewa. Dia yang mesti banyak mengurut dada, menjaga-jaga kesabaran lantaran dicap pengkhianat oleh suporter Arsenal pascamenyambut tawaran Sir Alex Ferguson untuk pindah ke Manchester United pada musim 2012-2013, ternyata harus angkat kaki dengan cara yang menyedihkan. Dia terusir.

Rezim Sir Alex berakhir, dan pelatih-pelatih sesudahnya, terutama sekali Louis van Gaal yang ironisnya sama-sama berasal dari Belanda, tak pernah benar-benar dapat memahaminya. Van Gaal, konon, mendepak van Persie lantaran performanya yang --menurut pandangan van Gaal-- melorot drastis. Di musim 2014-2015, van Persie hanya mampu melesakkan 10 gol dari total 27 pertandingan di mana dia dimainkan.

"Ada pemain yang sedikit memberikan kontribusi. Anda harus membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan hal lainnya," kata Louis van Gaal dalam satu wawancara televisi yang kemudian dikutip Daily Mail, akhir Juli 2015.

Louis van Gaal membantu van Persie mendapatkan klub baru dan akhirnya berhasil membuat kesepakatan yang bagus dengan Fenerbahce. Setidaknya bagus dari sudut pandang saat itu, yakni performa yang melorot dan usia yang sudah tidak lagi muda.

Van Persie pergi dengan tak senang. Dia meradang. Dia merasa dikhianati Louis van Gaal, pelatih yang sesungguhnya sangat dihormatinya. Mereka memang memiliki hubungan yang terbilang dekat.

"Saya kira ini memang bukan akhir yang baik. Saya datang ke sini dengan ekspektasi tinggi dan sama sekali tidak mengira akan berkesudahan seperti ini. Saya tidak bisa bilang bahwa saya tidak kecewa. Tapi saya menerima. Saya akan memulai petualangan baru untuk memastikan semuanya belum berakhir," ujarnya pada Sky Sport.


ROBIN van Persie saat masih bermain untuk Manchester United

Petualangan ini pulalah, ternyata, yang membawa Robin van Persie kembali ke Old Trafford. Berkostum kuning-hitam Sari Kanaryalar --julukan Fenerbahce-- van Persie akan berhadap-hadapan dengan Manchester United yang telah berubah. Manchester United yang berbeda dari saat dia mengangkat kaki dengan gusar.

Tidak ada lagi Louis van Gaal. Kursi pelatih sekarang ditempati Jose Mourinho. Tidak ada lagi Radamel Falcao. Meski tidak secara langsung, keberadaan Falcao membawa pengaruh terhadap ketersingkiran van Persie dari starting eleven. Falcao didatangkan van Gaal saat van Persie terkapar cedera pada Februari hingga April 2015. Setelah pulih, van Gaal tetap saja lebih sering memainkan Falcao.

"Bagaimana ketajaman saya bisa pulih jika setiap akhir pekan saya datang bersama tim untuk duduk di bangku cadangan," kata van Persie.

Tak ada lagi Falcao. Anthony Martial, striker yang juga dibeli Louis van Gaal, bernasib tak kalah buruk. Jose Mourinho mengirimnya ke bangku cadangan dan lebih memilih Zlatan Ibrahimovich sebagai penguasa tunggal pos nomor sembilan.

"Ini akan jadi sangat menarik. Zlatan, kita tahu, adalah penyerang yang hebat. Salah satu yang terhebat. Dan dia berada di tangan yang tepat (Jose Mourinho). Bagi saya ini akan jadi pertandingan yang spesial," ujarnya pada manutd.com.

Zlatan dan van Persie sejak lama memang kerap dibanding-bandingkan. Siapa lebih tajam. Siapa lebih buas di depan gawang. Sejak mengawali karier di Feyenoord, Robin van Persie hanya berpindah klub tiga kali. Tahun 2004 dia pindah ke Arsenal, bertahan delapan tahun sebelum bergeser dari London ke Manchester sebelum terbang ke Istanbul. Di Feyenoord, Arsenal, dan Manchester United, dia memainkan 341 pertandingan dan melesakkan 159 gol.

Klub yang disinggahi Zlatan Ibrahimovic lebih banyak Dari Malmo sampai Paris Saint Germain (PSG) ada tujuh. Di klub-klub ini, Zlatan memainkan 484 pertandingan dan mencetak 302 gol.

Tatkala Zlatan memutuskan tidak memperpanjang kontrak dengan PSG dan menerima tawaran Mourinho, sejumlah media Inggris menuliskan kalimat bertanya tanya, Is Zlatan as good as Van Persie?

Kalimat bernada "meremehkan" yang sudah tentu tak disenangi Zlatan Ibrahimovic, pemain yang menganggap dirinya paling besar dan bernilai 10.

"Saya tidak tahu benar siapa Robin van Persie. Saya tahu namanya dan tahu dia orang Belanda. Dia pemain yang bagus dan mencetak banyak gol. Itu saja. Tapi saya tidak pernah punya masalah dengan dia, dan sebenarnya, kapan-kapan, saya ingin bermain melawan dia," kata Zlatan.


ZLATAN Ibrahimovich

Kesempatan itu datang dinihari nanti. Ibrahimovic akan kembali menjadi penguasa tunggal pos nomor sembilan. Namun barangkali, van Persie tidak akan jadi fokus perhatian Zlatan. Dia akan lebih disibukkan oleh upayanya menemukan kembali ketajaman sendiri. Ketajaman yang seolah-olah hilang dalam beberapa laga terakhir Manchester United.

"Saya akan kembali. Saya akan lebih baik. Saya berjanji," katanya pada manutd.com usai laga kontra Liverpool, awal pekan. Di laga ini, Zlatan tidak bisa berbuat banyak. Satu-satunya peluang yang didapatkannya, terbuang setelah bola tandukannya menyambar umpan Paul Pogba melenceng di samping gawang Liverpool.

Publik Old Trafford pun agaknya tidak akan terlalu tertarik dengan duel adu tajam ini. Toh mereka sudah sama-sama tahu bahwa Robin van Persie dan Zlatan Ibrahimovic adalah penyerang-penyerang super. Mereka barangkali akan lebih tertarik pada selebrasi van Persie.

Iya, selebrasi. Bagaimana van Persie, sekiranya berhasil mencetak gol, merayakan keberhasilannya itu. Apakah dia akan bersikap serupa Cristiano Ronaldo yang tidak bereaksi, dan bahkan meminta maaf kepada penonton, tatkala menyumbangkan gol untuk Real Madrid? Atau dia memilih melampiaskan unek- unek seperti Carlos Tevez?

Nasib Tevez sedikit banyak memang sama dengan van Persie. Menjadi andalan, dielu-elukan, lantas dibuang ke klub yang selama bertahun-tahun diejek Sir Alex Ferguson sebagai "Tetangga yang Berisik", Manchester City.

Maka ketika mencetak dua gol ke gawang Manchester United pada laga semifinal Carling Cup 2010, Tevez berlari ke arah suporter United. Dia melakukan selebrasi persis seperti saat masih berkostum Manchester United.

Menudungkan tangan di atas telinga, seolah-olah ingin mendengar namanya dielu-elukan. Setelah --tentu saja-- mendapatkan ejekan, Tevez membuat gerakan tangan yang meminta para suporter Manchester United menutup mulut mereka.

Apakah Robin van Persie akan melakukan selebrasi yang sama?

twitter: @aguskhaidir

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini