TRIBUNNEWS.COM - Stoke City tengah menikmati periode terbaik musim ini. Setelah empat kali kalah beruntun, tim asuhan Mark Hughes ini kini bangkit dengan melakoni lima partai tanpa terkalahkan, dua seri, dan menang tiga kali berturut-turut di tiga laga terakhir.
The Potters pun ingin mempertahankan laju positif tersebut saat menyambangi markas West Ham, Stadion London dalam pekan ke-11 Liga Primer, Sabtu (5/11) malam ini.
Tiga kemenangan beruntun itu menjadi modal kepercayaan diri mereka. Memang, tak bisa dipungkiri sembilan poin sempurna itu diraih dari tim yang berada di zona degradasi yakni atas Sunderland (2-0), Hull City (2-0), dan Swansea (3-1). Namun, kata Hughes, di Liga Primer yang hasil akhirnya sulit diprediksi, kemenangan melawan tim mana pun sangat penting.
"Yang penting adalah kita berhasil membawa poin maksimal, dan kepercayaan diri para pemain jadi meningkat. Itu hal yang sangat berharga," ujar Hughes.
Yang membuatnya gembira lagi adalah, mulai tajamnya striker Wilfried Bony. Sang bomber mulai menunjukkan tajinya dengan memborong dua gol ke gawang mantan klubnya, Swansea saat Stoke menang 3-1 akhir pekan lalu. Itu menjadi gol pertama Bony musim ini dari tujuh laga terakhir.
The Potters kini berada di posisi 12 klasemen sementara dengan 12 poin. Hughes berharap timnya bisa masuk tujuh besar di akhir tahun ini.
"Dengan melihat konsistensi kami yang tak terkalahkan di lima laga terakhir, rasanya itu menjadi target yang realistis. Kemenangan atas West Ham malam ini akan mempermudah kami mencapai target," ujarnya optimistis.
Tuan rumah, West Ham sebenarnya tengah bangkit, dengan mengemas tiga kemenangan beruntun. Sayang, kebangkitan itu terputus gara-gara kekalahan 0-2 dari Everton di laga akhir pekan lalu.
Pelatih Slaven Bilic pun dibayang-bayangi kembali periode buruk di awal musim dimana mereka kalah tujuh kali dari sepuluh laga, yang membuat posisi The Hammers kini di peringkat 17, berselisih tiga poin dari penghuni zona degradasi, Hull City.
Inkonsistensi West Ham mengejutkan banyak pihak. Mengingat musim lalu mereka begitu perkasa, dan berada di peringkat keenam, serta lolos ke babak playoff Europa League.
Kini mereka disibukkan pula dengan perkara non teknis setelah striker jangkung Andy Carroll terlibat insiden dengan anggota geng motor, dimana ia sampai sempat ditodong dengan pistol.
Belum lagi ulah para fan mereka yang terlibat perkelahian brutal dengan para fan Chelsea menyusul kemenangan 2-1 di Piala Liga akhir pekan lalu.
"Saya berharap apa yang terjadi di luar lapangan itu tak memengaruhi para pemain saat berada di lapangan. Saya percaya mereka profesional. Saya percaya, mereka sangat paham kami sangat membutuhkan kemenangan untuk bisa beranjak ke papan tengah," ujar Bilic.