TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Edy Rahmayadi resmi menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 menggantikan La Nyalla Mattalitti.
Kemenangan Edy diraih secara mutlak atas rivalnya Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dalam Kongres Pemilihan PSSI yang berlangsung di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Setelah terpilih, Pangkostrad aktif tersebut langsung dihadapkan dengan tugas berat membenahi sepak bola nasional.
Hal tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot S Dewa Broto mewakil pemerintah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
1. PSSI harus segara melakukan konsolidasi internal bahwasanya saat persaingan telah menimbulkan polarisasi pilihan, tetap kini sudah harus disatukan kembali, apalagi proses pemilihan tidak diwarnai dengan interupsi dan gejolak.
2. Ketum baru dan jajarannya harus mencurahkan waktunya untuk PSSI. Untuk ini dibutuhkan dedikasi, integritas dan komitmen extra tinggi untuk segera membenahi PSSI, karena publik, pemerintah dan para pemangku kepentingan sangat besar berharap bagi percepatan reformasi PSSI.
3. Salah satu poin utama tujuan FIFA sebagai disebut pada Pasal 1 butir (e) adalah untuk melawan tindakan yang berpotensi ke arah match manipulation. Ini comcern banyak pihak, dan Pak Edy dengan latar belakang militee yang dimilikinya harus segera mampu mengatasinya.
4. Salah satu persoalan klasik yang selalu berulang dalam persepakbolaan di Indonesia adalah masalah suporter. Seminggu lalu korban tewas muncul lagi di Palimanan. Meski kelompok suporter lebih menjadi domain klub, tetap mulai saat ini PSSI harus lebih care pada suporter, karen bagaimanapun suporter itu bagian dari sepakbola.
5. Masih terkait suporter. PSSI harus mulai memikirkan pola kepemilikan saham suporter pada klub supaya mereka lebih punya sense of belonging dan tidak mudah bertindak yang anarkis.
6. PSSI diminta untuk proporsional dalam menjaga hubungan dengan pemerintah dan berbagai instansi terkait. Pemerintah sadar bahwa induk PSSI adalah FIFA, tetapi juga harus menyadari PSSI ini operasional di Indonesia.
7. PSSI selama ini kurang care dgn pembinaan usia muda dibanding pada level profesional dan amatir. Beruntung bahwa cukup bnyak perusahaan dan media yang care dengan pembinaan usia muda. Kali ini PSSI harus care, meski tanpa PSSI juara dunia U15 bisa diraih belum lama ini di Gothia.
8. Sebentar lagi ada Asian Games 2018. Di Prima memang timnas belum termasuk yang sudah ditargetkan secara realistis berpotensi meraih emas. Tetapi rasanya tidak elok jika Timnas tak dapat emas di Asian Games.
9. PSSI sering kali mendapat sorotan dalam hal akuntabilitas keuangan. baik financial resportnya maupun distribusinya yang diperoleh dari FIFA, Sponsor, Hak Siar mapun pemerintah kepada klub. Kini diharap semuanya harus lebih terbuka.
10. Saat pembahasan agenda 7 dlm kongres PSSI ttb pengakuan penerimaan klub dan penentuan status kompetisi, ternyata Kongres tidak sepakat di antaranya untuk restorasi Persebaya. Dengan dimasukkannya item tersebut dalam agenda 7. Kemenpora berharap Pengurus PSSI yang baru segera merangkul kembali mereka-mereka yang berseberangan secara informal dulu, dan secepatnya diformalkan dalam kongres berikut.
11. Penyediaan infrastruktur selama ini domain pemerintah dan pemerintah tetap konsisten untuk itu. Namun pemerintah membuka peluang jika PSSI dan berbagai pihak terkait turut serta membantu penyediaan infrastruktur, karena tanpa sinergitas percepatan itu sulit akan diperoleh ketersediaan infrastruktir yang ideal.