TRIBUNNEWS.COM - Duka menerpa dunia olahraga Indonesia, pesepak bola Panus Korwa, meninggal dunia pada Rabu (16/11/2016) pagi.
Panus merupakan salah satu bintang dari Papua yang memperkuat skuad pertama Arema ketika baru berdiri pada 11 Agustus 1987.
Saat itu, Panus direkrut langsung oleh founding father alias sang pendiri Arema, Acub Zainal, dari Persipura Jayapura.
Selain Panus, bintang asal Papua lain yang bergabung dengan Arema adalah Mecky Tata dan Dominggus Nowenik.
Panus bisa dibilang menjadi satu dari beberapa pemain berstatus legenda di Arema. Faktanya, Panus ikut andil mempersembahkan trofi juara Galatama di musim 1992/1993.
Kepergian Panus bukan hanya menjadi duka untuk Arema. Dunia bulu tangkis juga merasakan kesedihan mengingat Panus adalah ayah dari pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Nitya Krishinda Maheswari.
Nitya memutuskan mundur dari keikutsertaannya dari China Terbuka setelah ayahnya meninggal. Kabar duka tersebut diterima Nitya saat dia dan sejumlah pebulu tangkis lainnya sudah tiba di Fuzhou, China.
Bahkan, dia dan pasangannya Greysia Polii sudah menjalani latihan pada Senin (14/11/2016) di Haixia Olympic Sports Center.
Setelah mendengar kabar duka tersebut, Nitya langsung kembali ke Tanah Air. Dia dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta, Rabu (16/11/2016) malam.
Setelah itu, Nitya baru menuju Blitar (Jawa Timur) keesokan harinya, Kamis (17/11/2016). Nitya/Greysia juga membatalkan keikutsertaannya pada Hong Kong Terbuka yang akan digelar 22-27 November.