TRIBUNNEWS.COM - Saat laga di Stadion Liberty selesai, dan papan skor menunjukkan angka Swansea City 5-4 Crystal Palace, pelatih Palace, Alan Pardew tampak masih terpekur di pinggir lapangan. Ia terlihat beberapa kali memegang kepalanya, dan menggaruk-garuk rambutnya.
Bagaimana? Dan kenapa bisa? Mungkin demikian pertanyaan yang terus berkecamuk di pikirannya. Salah satu drama sepak bola paling menarik musim ini memang baru saja terjadi di Stadion Liberty.
Bayangkan saja, timnya sempat memimpin 1-0, kemudian disusul tuan rumah 1-3, namun Palace bisa balik membalas 4-3 sampai menit ke 90, hingga laga pun masuk perpanjangan waktu selama tiga menit.
Siapa nyana, dalam hitungan tiga menit itu, tuan rumah kembali membalas lewat dua gol dari pemain pengganti Fernando Llorente. Walhasil, di akhir laga Palace kalah 4-5.
Pardew pun tertunduk lesu. Kekalahan itu semakin membuat posisinya gawat. Tujuh laga tanpa kemenangan, dengan enam laga terakhir terus menerus kalah menjadi sebuah tamparan keras. Palace kini berada di peringkat 16 klasemen sementara dengan sebelas poin, sama dengan Hull City yang berada di zona degradasi, hanya unggul selisih gol.
Ia mengaku sulit untuk tak menyalahkan kecerobohan para bek. "Saya masih sulit menerima kekalahan ini. 20 menit terakhir adalah salah satu momen tergila dalam karier melatihku. Andai kami bisa mempertahankan kemenangan 4-3 dalam enam menit terakhir, mungkin hasil akhirnya akan lebih baik. Tapi, kami kehilangan konsentrasi, hingga kekacauan pun terjadi," ujarnya.
Di lain pihak, pelatih Swansea, Bob Bradley akhirnya bisa menarik napas lega. Itulah kemenangan pertama timnya dari sebelas laga terakhir. Sebuah kemenangan yang sungguh sangat dramatis."Saya pikir ini sebuah titik balik bagi kami. Terkadang kamu membutuhkan sesuatu yang gila untuk mendapatkan kemenangan. Namun, tak setiap sebulan sekali kamu bisa mendapatkan kemenangan dengan cara dramatis seperti ini," katanya.
Palace yang belum mampu meraih kemenangan dalam enam pertandingan terakhir, unggul lebih dahulu melalui gol Wilfried Zaha di menit ke-19. Swansea yang sejatinya terus tertekan, mampu menyeimbangkan kedudukan di menit ke-36 melalui tendangan bebas Gylfi Sigurdsson. Skor 1-1 bertahan sampai babak pertama berakhir.
Memasuki pertengahan babak kedua, jalannya laga berubah dramatis. Sundulan striker pengganti Fernando Llorente dimanfaatkan Leroy Fer di menit ke-66. Swansea unggul 2-1. Dua menit kemudian, Fer kembali menjebol gawang Palace. Skor 3-1.
Namun, tim tamu tak menyerah. Di menit ke-75, skor kembali berubah menjadi 3-2 melalui gol James Tomkins. Dan, Palace justru mampu mengembalikan kedudukan dalam sesaat. Hanya dalam dua menit Palace berbalik unggul 4-3 lewat gol Jack Cork dan Christian Benteke.’
Di saat sebagian para pendukung Swansea telah meninggalkan stadion, keajaiban terjadi. Dalam dua menit di injury time, dua kali Llorente menjebol gawang Wayne Hennessey. Skor 4-3 untuk Swansea.
Tambahan tiga poin mengangkat Swansea dari dasar klasemen, merangkak satu strip ke peringkat ke-19 dengan jumlah 9 poin menggeser Sunderland. Sementara, kekalahan untuk ketujuh kalinya ini membuat Palace tetap berada di peringkat ke-16 dengan jumlah 11 poin.