TRIBUNNEWS.COM - Abduh Lestaluhu, bek sayap tim nasional Indonesia, tidak mendukung rencana pelatih Alfred Riedl menerapkan formasi 3-4-3 saat menghadapi tim nasional Thailand pada pertandingan leg I final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Rabu (14/12). Abduh Lestaluhu menilai perubahan formasi akan membuat tim Merah Putih kesulitan mengembangkan permainan.
Alfred Riedl sempat mencoba menggunakan formasi 3-4-3 saat sesi latihan di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Minggu (11/12). Di lini belakang, Riedl menempatkan Manahati Lestusen, Fachruddin Arianto, dan Hansamu Yama.
Benny Wahyudi dan Abduh Lestaluhu mengapit trio pemain itu di dua sisi sayap sebagai gelandang. Benny dan Abduh mendampingi Payu Pradana dan Stefano Lilipaly yang menjadi gelandang sentral. Boaz Solossa menjadi ujung tombak tim di lini depan. Andik Vermansyah dan Rizky Pora mengapit Boaz sebagai penyerang sayap.
"Sebelum Piala AFF dimulai, formasi itu sebenarnya sudah dicoba. Ya, memang bisa dan bagus, tapi karena pertandingan tinggal dua hari, saya rasa sulit untuk beradaptasi terhadap formasi baru," kata Abduh Lestaluhu kepada Tribunnews.com, Senin (12/12).
Alfred Riedl selalu menerapkan formasi empat bek di sepanjang Piala AFF 2016. Abduh Lestaluhu ingin Riedl mempertahankan formasi itu karena pertimbangan teknis.
"Saya rasa perubahan formasi baru itu akan membuat kami kesulitan mengembangkan permainan. Jadi saya rasa formasi lama akan lebih efektif," ujar penggawa PS TNI itu.
Alfred Riedl mengindikasikan rencana bermain terbuka pada laga nanti. Riedl, yang menyebut Thailand sebagai tim terkuat di Asia Tenggara, optimistis timnya mampu menyulitkan Thailand lewat permainan terbuka.
"Sejak awal turnamen, kita bisa melihat Thailand juga sempat mendapat masalah ketika lawan mereka coba menyerang, seperti yang dilakukan Myanmar. Saya pikir kami juga bisa melakukannya lewat permainan terbuka," ujar Riedl.
Pelatih asal Austria itu mengungkapkan kemungkinan menggunakan formasi 4-2-3-1 dan 4-4-2. Riedl mengatakan timnya akan mempersiapkan diri bermain dalam formasi itu.
"Tapi kami juga bisa menggunakan 5-4-1, tergantung situasi. Memiliki sejumlah opsi formasi adalah hal yang bagus," kata Riedl.
Tim nasional Indonesia dan Thailand pernah bertemu pada babak penyisihan grup Piala AFF 2016. Pada pertandingan itu tim Merah Putih menelan kekalahan 2-4 dari Thailand. Boaz Solossa dan Lerby Eliandry mencetak dua gol skuat asuhan Alfred Riedl.
Kekalahan itu membekas di benak Stefano Lilipaly dan Bayu Pradana. Mereka yakin Indonesia bisa membalas kekalahan itu pada laga nanti.
"Saya ada di pertandingan itu. Pertandingan yang berjalan sangat ketat. Saat itu kami mengawali pertandingan secara kurang baik dan melakukan sejumlah kesalahan. Jika kami tidak mengulanginya pada pertandingan nanti, kami bisa mendapatkan hasil yang lebih bagus," ujar Stefano, Minggu (11/12).
Bayu Pradana yakin Alfred Riedl telah belajar dari kekalahan itu. Bayu mengatakan Riedl telah menyiapkan strategi yang dibutuhkan tim untuk membalas kekalahan tersebut.
"Pelatih pasti sudah memiliki wawasan yang lebih baik tentang Thailand saat ini. Saya yakin kami bisa mengantisipasi permainan cepat mereka kali ini dan semoga kami bisa menang di pertandingan final ini," ujar Bayu.
Indonesia dan Thailand telah bertemu dua kali di babak final Piala AFF. Mereka bertemu pada tahun 2000 dan 2002. Pada dua pertemuan itu, Indonesia selalu gagal mengalahkan Thailand.
Meski berstatus unggulan dan punya catatan pertemuan bagus dengan Indonesia, Thailand enggan memandang remeh. Kiatisuk Senamuang, pelatih Thailand, menilai timnya akan menghadapi tekanan besar pada laga leg pertama.
"Pemain kami akan mendapat tekanan besar karena ada 30 ribu sampai 40 ribu pendukung Indonesia yang akan memadati stadion," ujar Senamuang seperti dikutip oleh Bangkok Post.
Kiatisuk Senamuang menilai Indonesia sebagai tim kuat. Senamuang berpatokan pada kesuksesan Indonesia menyingkirkan Vietnam dengan agregat 4-3 pada babak semi final. Senamuang juga menyorot lini depan Indonesia. Di sepanjang Piala AFF 2016, hanya Indonesia yang mampu menjebol gawang Thailand.
"Kami sama sekali tak bisa memandang remeh tuan rumah. Mereka jadi satu-satunya tim yang bisa mencetak gol ke gawang kami," kata pria yang dijuluki Zico.