TRIBUNNEWS.COM - Mantan pemain sayap Persija era 70-an, Dede Sulaeman, mengatakan bahwa syarat pelatih Macan Kemayoran harus memiliki jiwa fanatisme Jakarta.
Rasa kepemilikan tinggi terhadap klub Jakarta ini, dinilai mampu membangkitkan kembali prestasi klub Ibu Kota meraih prestasi.
Persija tampil buruk di turnamen Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 yang mengakhiri di peringkat lima terbawah.
Kehilangan kandang dianggap sebagai pemicu keterpurukan klub Ibu Kota tersebut.
"Ini klub Ibu Kota yang menjadi barometer klub lainnya. Kalau sampai tak berprestasi pasti ada yang keliru pengelolaannya," ujar Dede.
Dede, yang mencetak dua gol kemenangan saat Persija juara Amatir Cup 1974 mengalahkan PSM Makassar, mengatakan bahwa penunjukkan pelatih tidak boleh sembarangan.
Apalagi, pembinaan klub internal Persija yang tak berjalan normal menambah beban dalam menyusun materi pemain.
Di eranya, Dede menceritakan materi pemain Persija itu, hampir seluruhnya berasal dari klub binaan internal.
Sehingga, nilai juang terhadap Jakarta itu sudah terbentuk sejak mereka bergabung dalam pembinaan usia muda.
"Dulu, walaupun pemain berasal dari daearah, tapi sudah lama dibina di Jakarta. Sehingga daya juang kejakartaannya itu sangat tinggi. Ini yang membedakan dengan pemain dari luar yang jiwa kepemilikan terhadap klub itu masih dipertanyakan," ujarnya.
Berita Ini Juga Dimuat di KORAN SUPER BALL, Jumat (23/12/2016)