Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jabar menjadi peserta Kongres Tahunan PSSI yang digelar di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Minggu 8 Januari 2017.
Asprov Jabar menyiapkan sejumlah usulan untuk dibahas dalam kongres yang rencananya dihadiri 107 peserta.
Ketua Asprov PSSI Jabar, Duddy Sutandi, mengatakan, beberapa agenda terkait program 2017 memang akan dibahas dalam Kongres Tahunan PSSI.
Di antaranya penetapan waktu kompetisi, penentuan format kompetisi, dan hal lain yang berbau kompetisi.
Selain itu juga akan dibahas beberapa hal yang tak terbahas pada KLB (Kongres Luar Biasa) kemarin.
Namun pihaknya tetap akan mengusulkan beberapa hal untuk dibahas dalam kongres tahunan tersebut.
"Kami pengurus Asprov PSSI Jabar sedang melakukan evaluasi untuk diusulkan pada kongres tahunan nanti," kata Duddy ketika ditemui di kantor Asprov PSSI Jabar, Jalan Lodaya, Bandung, Senin (2/1/2017).
Duddy membeberkan, salah satu usulan Asprov PSSI Jabar untuk dibahas nanti, yaitu diadakannya kompetisi kelompok umur.
Menurutnya, setiap kelompok umur harus terdapat kompetisi agar pembinaan bisa terlaksana secara merata.
Sebab selama ini banyak kelompok umur tertentu melakukan pengurangan umur agar bisa mengikuti kompetisi.
Lagi pula adanya kompetisi di setiap jenjang usia itu lebih menghemat biaya dan mengurangi proses seleksi yang tak jarang dihujani protes dari peserta.
"Misalnya kompetisi kelompok 15 tahun, usia 17 tahun pasti mengurangi umurnya karena tidak ada kompetisi. Nah waktu proses screening nanti pasti banyak protes dari sana," kata Duddy.
"Itu akibat persoalan klasik karena tidak ada kompetisi di setiap jenjang usia. Nah kalau ada bagian, pasti tidak akan ada yang berbuat curang," lanjutnya.
Selain itu, kata Duddy, pihaknya juga akan meminta pengurus PSSIuntuk menagih komitmen pemerintah terkati dengan pembinaan sepak bola.
Sebab, kata dia, pemerintah juga juga ingin memajukan sepak bola Indonesia ketika menjatuhkan sanksi kepada PSSI.
Maka dari itu, kata dia, pemerintah harus memiliki perhatian khusus terhadap sepak bola khususnya di tingkat amatir.
"Sepak bola di Indonesia minatnya luar biasa dan geliatnya juga bagus, cuma belum ada format pembinaan yang benar. Misalnya, pemerintah terlibat dalam pembinaan sejak dini."
"Pelatihnya harus berkualitas untuk bisa melahirkan pemain sepak bola andal, jangan asal iuran dan gebyar saja. Itu yang butuh perhatian pemerintah, terutama tingkat kota/kabupaten, kalau mau membangun sepak bola," kata Duddy.(*)