TRIBUNNEWS.COM - Marcos Alonso bersedia melakukan apa saja asalkan bisa merasakan gelar juara Liga Primer Inggris bersama Chelsea pada musim pertamanya. Hanya, jangan memintanya untuk berhadapan dengan seekor banteng.
Pemain asal Spanyol ini memang tidak asing dengan pertunjukan matador yang berasal dari negerinya. Namun ia bukan tipe orang yang berani menghadapi banteng satu lawan satu seperti yang biasa dilakukan seorang matador.
Alonso mengungkapkan dirinya memiliki seorang teman bernama Gonzalo yang berprofesi seagai matador. Dari sana, ia banyak mengetahui risiko apa yang bisa menimpa seorang matador ketika sedang melakukan pertunjukan. Ia juga pernah melihat kaki Gonzalo tertusuk tanduk banteng. Namun Gonzalo hanya mengikat luka tusukan tersebut dan melanjutkan pertunjukan, meski usai pertunjukan ia pergi ke rumah sakit.
"Itu mengerikan. Tanduk banteng menembus kakinya. Tapi dia tak mau pergi. Dia melepaskan tanduk banteng itu dan melanjutkan pertunjukan. Setelahnya, dia pergi ke rumah sakit," kenang Alonso seperti dilansir The Sun.
Mantan pemain Fiorentina ini menilai sosok matador memiliki perbedaan dibanding orang pada umumnya. Ia pun membandingkan risiko yang harus dihadapi seorang matador dengan seorang pesepak bola.
"Mereka berbeda dibanding orang kebanyakan. Saya tak terpikir pergi keluar dan mati di lapangan sepak bola. Kami bisa mendapat cedera, tapi mereka di level yang berbeda. Mereka hidup melawan banteng," tuturnya.
Dalam pertunjukan matador, banteng yang dihadapi biasanya akan dibunuh. Mengenai hal ini, banyak orang yang tak setuju. Alonso pun mengungkapkan pendapatnya mengenai pro kontra tersebut.
"Saya tahu banyak orang tak sependapat terkait membunuh banteng. Tapi seorang matador merupakan orang yang paling menyukai banteng dibanding siapa pun. Keluarga mereka juga mengembangbiakkan hewan tersebut. Sangat peduli pada kehidupan banteng-banteng ini. Bukan kapasitasku mencampurkan politik dan olahraga," jelasnya.
"Tapi saya akan katakan, banyak juga hewan dibunuh untuk bulu dan pakaian. Gonzalo adalah matador muda berusia 25 tahun. Hanya yang terbaik yang datang ke Madrid, dan dia sudah beberapa kali kesana, dan saya menemuinya. Saya juga pergi ke pedesaan tempat mereka berlatih," sambungnya.