TRIBUNNEWS.COM - Juan Cuadrado, pemain sayap Juventus mengakui dia diciptakan untuk membuat dia dan orang-orang di sekitarnya tersenyum. Dia menjelaskan bagaimana senyuman ini telah membantu dia melalui masa-masa sulit, bahkan tragis.
Ayahnya di Kolombia terbunuh ketika dia baru berusia empat tahun, tapi pesepak bola yang kini berusia 28 tahun itu selalu memiliki pandangan positif terhadap takdir yang dialaminya.
"Mengapa saya selalu tersenyum? Saya memang dibuat seperti ini," kata Cuadrado kepada La Repubblica.
Faktanya, dia akui, dia hidup selama waktu ketika dia terus belajar untuk percaya pada senyuman bahkan dalam masa-masa sulit sekalipun.
"Saya sangat serius, tapi sejak saya tiba di Italia mereka telah mengatakan kepada saya saya tidak terlihat seperti saya yang sebenarnya. Italia memiliki budaya yang berbeda, mereka sangat terkonsentrasi, tapi Brasil telah memenangkan lima Piala Dunia bernyanyi dan menari, kan? Gembira, bersyukur kepada Tuhan, adalah cara saya berurusan dengan keseriusan hidup dan keluar dari masa-masa sulit," katanya.
Pemain sayap tiba di Italia dengan Udinese pada tahun 2009, dia harus menyesuaikan dengan lingkungan yang sangat berbeda dari negara asalnya.
Cuadrado baru-baru ini menjadi pahlawan kemenangan Juventus saat mengalahkan Inter Milan 1-0 pada Senin (6/2) dini hari WIB.
Cuadrado mencetak gol semata wayang yang mengantar Juventus meraih kemenangan. Berawal dari sepak pojok Miralem Pjanic, bola liar yang terpental ke luar kotak penalti disambar Cuadrado dengan tendangan kerasnya.
Pemain asal Kolombia itu pun mengekspresikan kegembiarannya usai mencetak gol dengan tarian unik.
Cuadrado berselebrasi dengan menari di hadapan kamera. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Juventus itu, Cuadrado bermain sejak menit pertama.
Laga antar kedua tim berlangsung keras. Tercatat sebanyak delapan kartu kuning dikeluarkan wasit Nicola Rizzoli kepada pemain kedua tim. Bahkan pemain Inter, Ivan Perisic, mendapat kartu merah di pengujung laga.