TRIBUNNEWS.COM - Hector Cuper bisa jadi pelatih yang paling tidak beruntung di dunia. Kegagalannya membawa tim nasional Mesir menjuarai Piala Afrika 2017 membuat predikat Mr. Runner Up makin melekat dalam karier kepelatihannya.
Kutukan pelatih asal Argentina itu berlanjut. Untuk kali keenam di dalam kariernya, Cuper kembali merasakan kekalahan di babak final sebuah turnamen. Cuper tidak pernah mengantarkan tim asuhannya menjuarai sebuah turnamen sejak membawa Lanus menjuarai Copa CONMEBOL pada 1996.
Pada 1998, Mallorca asuhannya kalah dari Barcelona di final Copa del Rey. Setahun kemudian, Mallorca kalah dari Lazio pada babak final Piala Winners.
Kutukan Cuper berlanjut saat dia melatih Valencia, klub Spanyol. Secara beruntun, Los Che menelan kekalahan di final Liga Champions 2000 dan 2001 dari Real Madrid dan Bayern Muenchen.
Kekalahan kelima Cuper terjadi di Yunani. Pada 2010, Cuper gagal membawa Aris Thesaloniki menjuarai Piala Yunani setelah kalah dari Panthinaikos di partai puncak.
Bagaimana tanggapan Cuper atas kegagalan keenamnya? Cuper memberikan ucapan selamat kepada Kamerun dan menilai The Indomitable Lions memang layak keluar sebagai pemenang.
"Saya sedih atas kekalahan ini, namun duka mendalam saya untuk orang-orang Mesir. Saya ingin menjuarai turnamen ini untuk mereka karena saya tahu betapa mereka menginginkannya, namun juga untuk para pemain karena mereka tmapil bagus dan berjuang sampai akhir," ujar Cuper seperti dikutip oleh Soccerway.
"Saya tidak ingin bilang apa-apa soal kembali kalah di final, saya tidak ingin bilang sekarang saya terbiasa pada hal itu," imbuh mantan pelatih Internazionale itu.