TRIBUNNEWS.COM - Dalam catatan statistik yang dilansir Transfermarkt, Lazio melepaskan sebanyak 18 tembakan dalam laga melawan AC Milan di stadion Olimpico, Selasa (14/2) dini hari.
Dari 18 tembakan tersebut, 11 di antaranya mengarah ke gawang Milan yang dijaga Gianluigi Donnarumma. Sedangkan Milan, total hanya melepas delapan tembakan ke gawang Lazio, yang mana empat di antaranya mengarah ke gawang. I Biancocelesti juga lebih menguasai jalannya pertandingan, karena mereka mampu mendominasi penguasaan bola sebesar 54 persen.
Meski unggul secara statistik, toh Lazio hanya mampu mencetak gol dari titik putih lewat eksekusi penalti Lucas Biglia pada masa injury time babak pertama. Milan pada akhirnya mampu menyamakan kedudukan pada menit 85 melalui aksi Suso, sehingga memaksa Lazio harus puas berbagi angka dengan tim tamu pada pekan ke-24 Serie A.
Hal inilah yang disesali pelatih Lazio, Simone Inzaghi. Menurut catatan pribadinya, Lazio melepas 23 tembakan namun hanya mampu mencetak gol dari hadiah penalti. Namun ia tak menampik cukup sulit menggandakan keunggulan saat melawan tim sekelas Milan.
"Ada banyak penyesalan. Ini merupakan laga yang harus dimenangkan. Dengan 23 tembakan, kami hanya mencetak gol dari penalti. Milan memiliki pemain hebat. Kami gagal mengubah skor menjadi 2-0 dan Suso pada akhirnya menyamakan kedudukan," ujar Inzaghi usai pertandingan, seperti dilansir Football Italia.
Hasil imbang ini, kata Inzaghi, tak mencerminkan performa Lazio dalam laga tersebut. Selain duel melawan Milan, pertandingan mealwan Chievo ketika Lazio kalah 0-1 juga tak mencerminkan permainan Lazio sesungguhnya di atas lapangan.
"Merupakan sebuah kebanggaan Lazio bermain seperti itu. Kami pantas menang dalam dua laga terakhir di Olimpico. Kami kebobolan satu gol melawan Chievo dan Milan, tapi itu tak mencerminkan cerita keseluruhan," tuturnya.
"Performa tak selalu bagus. Kami akan menganalisa apa yang salah dan kemudian fokus pada Empoli," sambungnya.
Semasa menjadi pemain Lazio, Inzaghi bermain sebagai striker. Ia pun ditanya apakah dirinya merasa frustasi melihat penyelesaian akhir yang dilakukan para pemainnya. Menurut adik kandung Filippo Inzaghi ini, Lazio sedikit kurang beruntung ditambah performa Donnarumma yang tampil cemerlang menjaga gawang Milan.
"Melawan Pescara, kami melepas tujuh tembakan dan mencetak enam gol. Mungkin kami juga membutuhkan lompatan kecil. Saya senang dengan pemain depan kami. Mungkin malam ini kami sedikit kurang beruntung, dan Donnarumma bermain bagus. Ini cerita yang sama saat melawan Chievo. Kami kehilangan enam atau tujuh poin yang seharusnya didapat ketika melawan Chievo, Milan, dan Torino," paparnya.
Gara-gara hasil imbang ini, Lazio harus rela untuk sementara turun ke peringkat enam lantaran Inter Milan dan Atalanta sama-sama meraih kemenangan pada pekan ke-24. Saat ini, Inter duduk di peringkat empat dan Atalanta di peringkat lima dengan sama-sama mengoleksi 45 poin.
Adapun nada kecewa karena Lazio meraih hasil imbang juga terlontar dari mulut Stefan de Vrij. Pemain asal Belanda ini menilai hasil imbang kontra Milan rasanya sama seperti mengalami kekalahan. Alasan De Vrij mengatakan hal itu pun tak jauh beda dengan Inzaghi, yakni karena Lazio lebih banyak menciptakan banyak peluang.
"Ini (hasil imbang) rasanya seperti kekalahan. Kami mendominasi dan membuat banyak peluang. Tapi kami tak mengakhiri pertandingan hingga menuai hasil imbang. Mereka melakukan dua tembakan dan mencetak satu gol. Donnarumma menunjukkan beberapa sentuhan magis. Sayangnya, itulah sepak bola. Suso masuk ke kotak penalti dan melepas tembakan," kata De Vrij.