TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengcab PSSI Jakarta Timur berhasil menyelenggarakan kursus wasit sepak bola level C-3, di Rawamangun, Jakarta, Minggu (26/02).
Ketua Umum Pengcab PSSI Jaktim, GH Sutedjo, mengatakan jika hal tersebut merupakan salah satu masalah pelik yang harus segera diatasi.
Indonesia diakui GH Sutedjo tidak boleh kekurangan wasit profesional, terutama untuk lisensi C-3 tingkat kabupaten/kota.
"DKI Jakarta sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) wasit, khususnya untuk lisensi C3. Kondisi ini nantinya akan mempengaruhi kompetisi tingkat daerah yang digelar dalam waktu bersamaan," ungkap GH Sutedjo.
Peraih gelar Doktor ilmu Hukum dari Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Jakarta tersebut mencontohkan, ketika ada kompetisi tingkat nasional, bisa saja wasit daerah dengan lisensi nasional ditugaskan untuk memimpin pertandingan itu.
Begitu pula ketika ada kompetisi tingkat provinsi. Alhasil, jumlah wasit di tingkat kabupaten/kota kian berkurang karena memang wasit harus mengutamakan tugas di tingkat lebih tinggi sesuai lisensi yang dimiliki.
“Kita juga berupaya mendorong untuk ada banyak kompetisi. Untuk itu harus diimbangi (SDM wasit lisensi). Selian itu, kami serius membantu program PSSI untuk menambah pemain, pelatih hingga wasit bersertifikat. Sebab yang ada sekarang, khususnya berlisensi FIFA, sudah uzur,” urai mantan pemain Timnas PSSI Binatama tersebut.
“Jika tidak ditingkatkan, kita bisa kalah dari sisi kualitas dan kuantitas. Untuk itu, ajang seperti ini akan kita perbanyak terus,” ujar sosok kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1961 tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, ditambah GH Sutedjo, diikuti sebanyak 35 peserta. Di antaranya dari unsur TNI, mahasiswa asal Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan umum asal Jabodetabek.
“Kita ingin memilki wasit yang berintegritas, jujur dan profesional, serta memiliki jam terbang tinggi,” jelas Ketua Departemen Perencanaan dan Pengembangan PSSI Pusat tersebut.
Lebih jauh dikatakannya, di samping prioritas tugas, ada faktor lain yang bisa memicu situasi minimnya wait yang dimiiki seperti saat ini. Seperti usia yang sudah tua, atau naik ke level lebih tinggi. Seperti C2 untuk setingkat Asprov PSSI, C1 setingkat nasional, maupun C1 setingkat internasional FIFA.
“Jangan sampai ironis, mengingat pendidikan dan pelatihan serta SDM sepak bola kita bisa diuayakan. Untuk itu, setelah Lebaran nanti, kami akan menggelar gelombang kedua, lalu C-2, dan Lisensi D untuk pelatih. Kalau peminat, kami yakin banyak jumlahnya. Untuk itu, kami sosialisasikan dari sekarang,” tuturnya.
Masih dikatakannya, sejumlah pemateri berkompeten dibidangnya bakal disediakan. Program itu juga jadi cara menggenjot lisensi wasit, pemain dan pelatih, khususnya di Jakarta Timur.
“Target setiap pelatihan ada 30 peserta. Tapi, kami tidak akan batasi kuotanya. Kalau lebih, bisa jadi dua kelas. Mentor atau instruktur kali ini di antaranya Purwanto, Joko Mul dan dari Asprov PSSI DKI. Setelah ini, wasit C-3 ini kita uji di kompetisi Piala PSSI Jaktim, yang sempat vakum. Kemudian kami minta Asprov untuk melakukan inventarisir dan lapor ke PSSI,” papar GH Sutedjo.