Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyaksikan Turnamen U-17 'Tribute to Jakarta -Tribute to Persija', yang digelar di GOR Soemantri Brodjonegoro Jakarta, Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat menegaskan Pemrpov DKI kini fokus pada pembinaan bakat-bakat yang kelak akan menjadi aset Persija di masa yang akan datang.
"Kita semua fokus untuk membina bakat-bakat sepakbola di Jakarta melalui jalur Persija muda, mulai dari U-17, U-14, sampai U-12, dan U-10," ungkap Djarot, saat ditemui di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (26/2/2017).
Menurutnya, cara pembinaan yang ditangani secara langsung itulah yang nantinya akan melahirkan cikal bakal pemain sepakbola handal.
Tentunya dari hasil didikan sendiri, akam membuat Persija bangga telah menelurka bibit-bibit unggul.
"Dengan cara seperti itu, kita bisa mempunyai pemain-pemain bola yang hebat dan merupakan hasil didikan kita sendiri," jelas Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar tersebut berharap pembinaan tersebut bisa terealisasikan secara baik lantaran dirinya mengaku prihatin melihat pola perekrutan pemain yang selama ini marak dilakukan oleh klub sepakbola tanah air.
Proses perekrutan yang mendahulukan pemain asing agar nantinya status kewarganegaraannya bisa diubah demi kepentingan klub (naturalisasi).
Hal tersebut tentunya membuat banyak pihak menilai Indonesia tidak memiliki bibit yang bagus dalam mengisi lini di setiap klub, termasuk Persija Jakarta.
"Karena terus terang saja, saya sendiri agak prihatin kalau kita terlalu mementingkan atau mendahulukan dengan merekrut pemain-pemain asing untuk dinaturalisasi, seakan-akan kita nggak ada bakat sepakbola yang cukup bagus," kata Djarot.
Oleh karena itu, politisi PDI Perjuangan itu pun secara tegas meminta agar nantinya pemain Persija yang diutamakan harus Warga Negara Indonesia (WNI) terlebih dahulu.
"Upaya-upaya dengan cara menerobos (mendahulukan pemain asing) seperti ini, hendaknya ke depan itu harus kita koreksi total," tegas Djarot.
Djarot menyadari, untuk memuluskan hal itu, tentunya pemprov DKI dan klub Persija Jakarta harus bekerja keras membina remaja berbakat untuk menjadi pemain sepakbola handal di masa depan.
"Oleh karena itu, kita fokus untuk pembinaan bakat-bakat muda, mulai dari 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, 17 tahun, 19 tahun, sampai dengan 21 tahun, itu solusinya," tandas Djarot.