TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Jelang bergulirnya kompetisi Liga 1 Indonesia yang dimulai April mendatang, Sriwijaya FC tidak hanya dipusingkan oleh persiapan tim, namun juga kini mesti menyiapkan kandang baru.
Pasalnya stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) sudah dipastikan akan mengalami renovasi untuk menghadapi Asian Games 2018 mendatang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya Sumsel, Basarudin menyebut pihaknya memang akan segera melakukan renovasi stadion GSJ dalam waktu dekat.
“Mungkin paling telat 1 April renovasi stadion GSJ sudah harus dimulai dan sepertinya harus dilakukan berbarengan dengan stadion Bumi Sriwijaya,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela kunjungan Olympic Council of Asia (OCA), Minggu (5/3/2017).
Menurutnya, untuk proses perbaikan lapangan kedua stadion tersebut setidaknya dibutuhkan waktu selama 3-4 bulan.
“Renovasi ini sudah harus selesai pada Desember nanti dan untuk memperbaiki kualitas rumput saja dibutuhkan 3-4 bulan, belum proses pemasangan single seat di stadion nanti. Kemarin kami sudah sampaikan stadion alternatif di Muara Enim dan belakangan juga muncul wacana di Sekayu,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, Presiden SFC Dodi Reza Alex menyebut pihaknya sudah melakukan pembicaraan terkait hal ini dan menyiapkan beberapa opsi.
“Marwah dan roh SFC ada di stadion GSJ, tempat menakutkan bagi tim lawan sehingga sebisa mungkin kami akan berusaha tetap bermain disana,” ujar Calon bupati Muba yang baru terpilih ini
Jika memang nantinya harus keluar dari stadion GSJ, maka pihaknya akan memilih stadion Bumi Sriwijaya sebagai penggantinya.
Opsi kedua adalah stadion Bumi Sriwijaya, karena ini menyangkut beberapa faktor dan lebih nyaman untuk tim. Kita juga tidak ingin pindah ke luar Sumsel dan stadion ini pun dulu pernah menjadi homebase SFC beberapa kali.
Namun apabila nantinya dua stadion ini harus direnovasi secara bersamaan, maka pihaknya akan meminta kebijakan serta berkoordinasi dengan panitia Asian Games 2018.
“Mungkin kami minta solusi waktu, apakah dimungkinkan jika stadion GSJ direnovasi terlebih dulu atau sebaliknya. Sehingga SFC tetap dapat memainkan pertandingan di Palembang nantinya,” tambahnya.
Apabila hal tersebut tidak dapat dijadikan solusi, DRA menyebut opsi ketiga akan diambil pihaknya dan dengan tegas dirinya menyebut SFC harus tetap bermain di Sumsel.
“Saya tidak bisa membayangkan SFC sebagai klub dengan reputasi besar dan sekaligus duta Asian Games 2018 harus bermain di Jawa atau Kalimantan. Ada faktor psikologis yang harus dipikirkan lalu juga akomodasi juga pasti membengkak, pasti sangar menganggu keuangan tim,” jelasnya.
Apalagi pihaknya ingin lebih mendekatkan klub dengan masyarakat Sumsel nantinya. Suporter juga pasti bertambah biayanya jika ingin menonton nanti, jadi skenario terburuk adalah mencari stadion yang layak untuk dijadikan home base sementara.
Berdasarkan pemeriksaan, stadion Serasan Sekate diakuinya perlu banyak perbaikan apabila nantinya dipilih menjadi stadion alternatif menggelar pertandingan SFC.
“Kondisi stadion harus diperhatikan karena verifikasi awal tidak layak. Saya juga akan meminta kepada Pemkab Muba bekerja sama dengan Pemprov Sumsel menyiapkan standar minimal yang diperlukan untuk menggelar pertandingan SFC,” ucapnya.