TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gelandang Persib Bandung, Hariono, menyebut timnya belum sepenuhnya padu. Ia berkaca dari laga uji coba Persib lawan Bali United di GBLA, Sabtu lalu.
"Dengan hasil kemarin, kami bisa mengintrospeksi diri bahwa kami banyak kekurangan juga masih perlu belajar," ujarnya di mes Persib.
Di pertandingan itu, Maung Bandung unggul dalam penguasaan bola agak rapuh dalam sistem pertahanan.
Persib tampak sulit mengantisipasi serangan balik lawan yang memanfaatkan kecepatan gelandang sayap dan striker.
Di sektor Hariono biasa beroperasi dianggap belum maksimal. "Banyak pemain baru. Organisasi dan kekompakan harus lebih terjalin lagi," katanya.
Di laga uji coba akhir pekan lalu, trio Hariono-Dedi Kusnandar-Raphael Maitimo mengisi sektor tengah Persib selama babak pertama.
Perubahan terjadi pada babak kedua, saat pelatih Djadjang Nurdjaman memainkan Michael Essien untuk menggantikan Angga Febriyanto.
Maitimo didorong lebih maju sedangkan Essien bekerja sama dengan Hariono dan Dedi di tengah. Pada pertengahan babak kedua, pelatih mengubah komposisi pemain tengah lagi.
Dia kembalikan Maitimo ke tengah untuk bahu-membahu bersama Hariono dan Michael Essien.
Itu terjadi setelah Dedi diganti Tantan. Utak-atik komposisi lini tengah itu itu bisa dinilai bentuk ketakpuasan Djanur pada 'satu komposisi trio' sehingga perlu komposisi alternatif lain.
Hariono pun mengakui kerja sama di lini tengah perlu waktu untuk benar-benar padu.
"Kami belum dalam kondisi terbaik (di tengah) karena ada pemain yang baru bergabung dan masih perlu menjalin komunikasi lagi di dalam dan luar lapangan," ujar sang wakil kapten. Di partai itu,Hariono pertama kali bekerja sama dengan Maitimo dan Essien di skuat Persib.
Ia memahami usaha 'utak-atik ala pelatih' karena Persib punya stok pemain tengah dengan level yang sama.
"Pemilihan pemain adalah hak pelatih. Saya hanya selalu berusaha beradaptasi dengan siapapun yang tampi dengan saya di tengah. Saya harap, siapapun tampil bisa memberikan yang terbaik," kata pemain bernomor punggung 24 itu.
Sejauh ini, posisinya di gelandang tengah sulit digeser pemain lain.Hariono tampaknya tetap menjadi pilihan terbaik pelatih untuk beroperasi di depan barisan para bek, baik duet maupun berduet dengan gelandang bertahan lainnya.
Hariono sanggup bekerja sendirian sebagai gelandang bertahan jika pelatih mengusung strategi menyerang yang mensyaratkan dua gelandang lainnya ikut fokus mengatur serangan. (tom/tribun jabar)