Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Leicester City belum selesai membuat sepak bola dunia ternganga.
Musim ini mereka membuat kejutan dengan kebangkitan kembali, setelah sekitar enam bulan terpuruk.
Namun, apakah kebangkitan itu bisa membawa Leicester berjaya di Liga Champions?
Salah satu kejutan Leicester di Liga Champions adalah menyingkirkan Sevilla di babak 16 Besar Liga Champions.
Kini, di babak perempat final mereka kembali menghadapi tim Spanyol, yakni Atletico Madrid, finalis Liga Champions musim lalu.
Dengan lima kemenangan beruntun di Liga Inggris, sebelum dihentikan Everton pada akhir pekan lalu, Craig Shakespeare, Pelatih Leicester, optimistis mereka akan sukses di babak ini.
Pasalnya, para pemainnya menunjukkan mental yang tepat dalam sebulan terakhir ini.
Buktinya adalah, dalam sebulan terakhir ini rasio gol Leicester di Liga Inggris meningkat menjadi 2,4 gol/pertandingan.
Padahal, sebelum pemecatan Claudio Ranieri yang menghebohkan itu, rasio gol skuad berjulukan Foxes itu hanya 0,9 gol/pertandingan di musim ini.
Lini belakang Foxes juga lebih baik dalam sebulan terakhir. Tingkat kebobolan berkurang dari 1,63 gol/pertandingan menjadi 1,14 gol/pertandingan.
Para pengamat sepak bola mengatakan bahwa kunci kebangkitan ini adalah Jamie Vardy dan Wilfred Ndidi.
Kemangkusan Vardy di depan gawang lawan kembali, setelah sekitar tujuh bulan mangkir. Kembalinya kehebatan Vardy itu tidak lepas dari kehadiran Ndidi.
Gelandang berpaspor Nigeria itu, yang baru berusia 20 tahun, mengembalikan aksi serangan Foxes yang sempat hilang, setelah N'Golo Kante hijrah ke Chelsea.
Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Rabu (12/4/2017)