TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Mengarungi musim baru kompetisi Liga 1, Borneo FC berbenah total. Bongkar pasang pemain dilakukan sebagai evaluasi pencapaian tim pada kompetisi sebelumnya.
Musim ini Borneo FC melepas beberapa pemainnya seperti Edilson Tavares, Pedro Javier, Jefri Kurniawan, Gerald Pangkali, Zulkifli Syukur, Jad Noureddine, maupun Dian Agus di posisi kiper.
Para pemain tersebut sebenarnya merupakan penggawa Borneo FC pada kompetisi Indonesia Soccer Championships musim lalu.
Sebagai penggantinya, Borneo FC mendatangkan amunisi tak kalah apik di antaranya Helder Lobato, Zulvin Zamrun, Michael Orah, Asri Akbar, Abdul Aziz, Patrich Wanggai, Abdul Rachman, serta dua pemain asing yaitu Yamashita Kunihiro dan Shane Smeltz.
Kedatangan amunisi baru ini disambut antusias Presiden Nabil Husein Said Amin. Pemain yang didatangkan pilihan pelatih Dragan Djukanovic.
Ia optimistis kekuatan tim berjuluk Pesut Etam semakin dahsyat musim ini dengan hadirnya sejumlah pemain baru. Nabil tak tanggung-tanggung memasang target Borneo FC bisa tembus di level Asia.
"Kami optimistis menghadapi musim ini dengan kondisi skuad yang mumpuni. Tentu target kami finish di papan atas, juara. Kami juga mengincar bermain di level Asia musim depan. Liga Champions Asia, kenapa tidak?" kata Nabil.
Pembenahan skuad tak hanya dilakukan pada pemain, melainkan jajaran staf kepelatihan hingga manajemen.
Borneo FC resmi mengikat pelatih kiper Zoran Banovic dan pelatih fisik, Vladimir Krunic. Dua pelatih ini akan melengkapi trio Balkan di Borneo FC bersama Dragan.
Ketiga orang tersebut sudah memiliki chemistry dalam membangun tim, lantaran sama-sama berasal dari Montenegro. Mereka juga punya curiculum vitae yang bagus saat bekerja di pinggir lapangan.
Jajaran manajemen dihiasi wajah segar dan muda diyakini mampu menularkan atmosfer semangat juang yang baik di Borneo FC.
Ia menilai saat ini kondisi timnya juga perlu pembenahan dari sisi mental, khususnya pemain muda.
Menurut Farid beberapa pemain muda Borneo FC punya skill bagus, namun ketika di lapangan, para pemain seolah gugup menghadapi tekanan suporter.