TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Tren hasil imbang tampaknya mewabah di pertandingan grup 4 Liga 2.
Setelah PPSM Magelang vs Persipon Ponorogo, diikuti hasil yang sama saat PSIS Semarang melawat ke markas PSIR Rembang.
Kini di pertandingan terakhir pekan keempat, Sragen United dan Persiba Bantul juga mengalami kondisi yang sama.
Berlaga di Stadion Ketonggo, Ngawi, Minggu (14/5/2017), kedua tim harus rela berbagi angka, 0-0.
Bagi Sragen United, hasil itu memperpanjang daftar tak pernah menang dalam tiga laga terakhir.
Sementara bagi Persiba, hasil imbang tersebut menambah rekor belum meraih satupun kemenangan hingga pekan keempat.
Pelatih Sragen United, Jaya Hartono menyebut hasil kemarin menghadapi Persiba Bantul merupakan hasil yang kurang memuaskan. Bertindak sebagai tuan rumah sudah seharusnya tim bisa mengamankan poin bukan berbagi.
"Kami kecolongan poin karena bermain sebagai tuan rumah. Tapi itu tetap kami syukuri karena masih mendapatkan satu angka," terangnya, Senin (15/5/2017).
Eks pelatih Persib Bandung tersebut menjelaskan Sragen Unitedmengawali laga dengan cukup lambat.
Justru Persiba yang mengandalkan Ahmad Junaidi sebagai unjung tombak mampu merepotkan lini belakang Sragen United.
Bahkan lemahnya lini tengah membuatnya harus memasukkan Muhammad Ridho menggantikan Donny Widhi di pertengahan babak pertama. Sragen United memiliki peluang terbaik melalui Jodi Kurniadhi.
Namun sundulan eks striker PSS Sleman itu masih melenceng tipis. Skor kacamata bertahan hingga jeda.
Sragen United mulai mengendalikan serangan di babak kedua. Mengandalkan kecepatan Andrid Wibawa dan Afandi Yusuf di sisi sayap, tuan rumah menggempur pertahanan Persiba. Hanya saja, rapatnya pertahanan anak-anak Bantul membuat pemain Sragen United kesulitan melepaskan sepakan ke gawang.
Persiba yang mengandalkan serangan balik di babak kedua sempat mendapat peluang mencetak gol. Namun kesigapan kiper Nor Halid di bawah mistar gawang Sragen United menggagalkan segala upaya tim tamu. Skor 0-0 bertahan hingga pertandingan selesai.
''Kendala kami memang tidak memiliki striker pembunuh. Ini jadi pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan,'' tukas Jaya Hartono. (*)