TRIBUNNEWS.COM - Dua gelar bergengsi dipastikan lenyap pada musim ini bagi Barcelona. Kampiun La Liga sudah jatuh ke tangan Real Madrid.
Begitu juga dengan trofi Liga Champions yang berpotensi jatuh ke pelukan sang rival abadi--jika mampu mengalahkan Juventus di partai final.
Satu-satunya harapan kini tersisa ada di pentas Copa de Rey. Ajang itu menjadi kans terakhir bagi Blaugrana menghindari nirgelar musim ini. Keberhasilan meraih gelar juara juga bisa jadi kado perpisahan cukup manis bagi sang pelatih, Luis Enrique.
Barcelona akan menghadapi Deportivo Alaves di final Copa del Rey di Vicente Calderon, Minggu (28/5). Partai ini sekaligus menjadi laga perpisahan bagi Enrique, menyusul keputusannya menanggalkan jabatannya sebagai juru latih Barca.
Kubu Barcelona sendiri akan mengumumkan nama pelatih baru untuk Lionel Messi dan kawan-kawan pada Senin (29/5) mendatang.
”Pada Senin 29 Mei, kami akan melaksanakan rapat dewan dan mengumumkan nama pelatih baru,” kata Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu.
Saat Enrique mengumumkan akan menanggalkan jabatannya sebagai juru latih pada Maret lalu, ketika itu juga sejumlah nama langsung mencuat sebagai calon suksesor pria berusia 47 tahun itu.
Jorge Sampaoli, Diego Simeone, hingga Mauricio Pochettino adalah sejumlah yang santer disebut, meski belakangan ketiga sosok tersebut menolak dikaitkan dengan Barca.
Meski demikian, sejumlah nama kemudian terus bermunculan. Yang teranyar adalah Ernesto Valverde.
Kemunculan Valverde agak mengejutkan karena awalnya hanya sedikit pengamat yang menyebut namanya. Namanya baru mulai santer disebut ketika ia memberikan sinyal pada pertengahan Mei silam.
”Saya tak tahu apakah ini pertandingan perpisahan, belum ada yang jelas,” kata pelatih 53 tahun ini seperti dilansir Sport ketika akan menjalani laga kandang Bilbao terakhir di San Mames, 12 Mei silam.
Isu soal Valverde kemudian makin santer dalam tiga hari terakhir. Kabar paling jelas dilansir El Correo, Senin (21/5). Media Spanyol itu mengklaim Valverde sudah mencapai kesepakatan dengan Barcelona. Sementara Josep Maria Bartomeu disebutkan sudah mengabarkan hal itu kepada para pemain.
El Correo juga menyebut bahwa kedua belah pihak punya perjanjian pra-kontrak yang isinya memberi peluang pembatalan sebelum 31 Mei. Meski begitu, hal tersebut tak akan berpengaruh karena pendirian Barcelona memberi kontrak dua tahun sudah bulat.
”Tinggal sedikit urusan akhir, sejumlah detail kecil. Valverde akan mewujudkan impiannya (menangani Barcelona) setelah dua usaha terdahulu gagal,” tulis El Correo.
Kubu Bilbao sendiri juga sudah memastikan bahwa sang pelatih tidak lagi akan bersama mereka pada musim depan. ”Ernesto Valverde tak akan menjadi pelatih utama Athletic Bilbao untuk musim 2017-18.
Sang pelatih, bersama Presiden Josu Urrutia akan hadir di hadapan media, Rabu 24 Mei pukul 12.00 CET di ruang pers San Mames,” demikian bunyi pernyataan resmi Bilbao.
Dibanding Sampaoli, Simeone, atau Pochettino, nama Valverde memang lebih asing. Maklum, karena ia bukanlah pelatih yang malang-melintang menukangi klub-klub besar Eropa.
Valverde lebih banyak menghabiskan kariernya di Bilbao. Sebelum kembali mulai 2013, Valverde membuka lembaran pertama dunia kepelatihan sebagai asisten pelatih di klub Basque tersebut.
Valverde kemudian menjadi pelatih kepala pada kurun 2002-2005. Setelah itu ia melanglang buana, namun kemudian kembali ke San Mames dan memberi gelar juara Super Spanyol pada 2015.
Meski tak banyak trofi yang bisa diraih (tiga kali juara Liga Yunani bersama Olimpiacos), Valverde menuai pengakuan atas kinerjanya di Bilbao. Apalagi klub itu diantar ke Liga Champions untuk pertama kali pada 2015.
Valverde sendiri bukanlah sosok asing bagi Barcelona. Ia paham luar dalam soal klub Catalan itu karena pernah bermain dua musim (1998-1990) di Camp Nou di bawah arahan legenda Belanda, Johann Cruyff. Saat itu ia sukses membawa klub asal Catalan itu menjuarai Copa del Rey 1989-90 dan Piala Winners 1988-89.