TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Persib Bandung harus menerima hukuman tidak bisa didampingi Bobotoh selama lima laga ke depan.
Keputusan ini ternyata berubah lagi menjadi Bobotoh boleh menghadiri pertandingan Persib dengan catatan tanpa atribut.
Keputusan yang berubah-ubah ini disikapi oleh ketua Bobotoh Maung Bandung Bersatu (Bomber), Asep Abdul dengan serius.
Dia mempertanyakan ketegasan PSSI dan Komdis yang tidak menjelaskan hukuman terhadap Bobotoh.
"Ini justru harusnya ada ketegasan dari PSSI atau komdis. Ini masih dibilang nggak pasti, ada penonton tapi tidak menjelaskan bagaimana, harusnya dijelaskan biar bobotoh menyadari, dan kita juga bisa menyikapinya," ujar Asep Abdul, Kamis (3/8/2017).
Pria yang sudah menjabat sebegai Ketua Bomber lebih dari lima tahun ini menambahkan kejadian kericuhan yang terjadi saat Persib vs Persija kemarin bisa dijadikan pelajaran Bobotoh untuk tidak mengulanginya kembali.
Saat ditanya apakah akan tetap hadir saat pertandingan Persib vs PS TNI, Asep Abdul akan tetap taat aturan dan patuh terhadap hukuman.
"Saya rasa kita harus patuh terhadap aturan dan hukuman. Kita juga harus punya kedewasaan yang lebih luas lagi," ujar Asep Abdul.
Hari ini Bobotoh Maung Bandung Bersatu (Bomber) merayakan hari ulang tahunnya yang ke-16.
Bomber adalah satu di antara kelompok suporter terbesar Persib Bandung yang berdiri pada 3 Agustus 2001.
Saat ini tercatat memiliki 64 ribu anggota secara nasional, 60 mabes, dan 150 rayon.
Baca: Ridwan Kamil Ungkap Sejumlah Parpol yang Siap Ajukan Kader Jadi Pendampingnya
Stuktur kepengurusan Bomber terdiri dari mabes pusat sebagai yang tertinggi, lalu ada mabes untuk kabupaten dan kota, serta rayon untuk tingkat kecamatan.
Saat ditemui Tribun Jabar di Gedung Asprov Jabar, Kamis (3/8/2017) Ketua Bomber Asep Abdul mengatakan harapannya untuk Persib dan Bomber ke depan.