News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sea Games 2017

Penyelamat Indonesia Kontra Thailand Mengaduk-ngaduk Perasaan Keluarga Suwarno

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Septian David Maulana, pencetak gol ke gawang Thailand di SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Kuala Lumpur, Selasa (15/8/2017). HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/BOLASPORT

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Budi Susanto

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Perasaan Suwarno campur aduk menatap layar televisi saat Septian David Maulana bersiap mengeksekusi penalti ke gawang Thailand di SEA Games Malaysia.

Dia merasa khawatir jika sang anak gagal menunaikan tugas sebagai algojo.

Terlebih Indonesia dalam posisi tertinggal 0-1 dari Thailand.

"Semula saya tidak percaya kalau David ditunjuk sebagai eksekutor penalti oleh pelatih," ujar Suwarno kepada Tribunjateng.com, Selasa (16/8/2017) malam.

Kebanggaan Suwarno terselip rasa khawatir tak kalah besar jika David tidak bisa mencetak gol.

"Yang menyaksikan dia kan jutaan penonton televisi. Ibunya juga degdegan. Alhamdulillah, akhirnya David bisa menyamakan skor," imbuh Suwarno.

Gol David dari titik putih menit 61 itu membuat skor menjadi imbang 1-1.

Hingga akhir laga penyisihan Grup B SEA Games 2017 di Malaysia tersebut, kedudukan seri tak berubah.

Suwarno lagi-lagi mengungkapkan perasaan bangganya atas kontribusi Septian David di timnas U-22.

"Kami sekeluarga sangat bangga David masih bisa berjuang demi Merah Putih di lapangan sepakbola. Ibu dan adiknya juga bangga," jelas dia.

David pada 2 September tahun ini akan berusia 21 tahun.

Dia berasal dari Gang Pete, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Daerah ini lebih dikenal sebagai kawasan kampus Universitas Negeri Semarang, dulu IKIP Semarang.

Warno, sang ayah, sehari-hari bekerja sebagai pegawai swasta. Ibu David, Mundarsih, ibu rumah tangga biasa.

Mereka bersyukur putranya bisa meraih mimpi masa kecil bermain di tim nasional, mulai dari kelompok umur hingga senior.

"David anak yang tidak kenal menyerah. Sejak kecil di sepak bola dia kerap terpinggirkan dalam beberapa seleksi tim kelompok umur. Namun, kesungguhannya berbuah hingga saat ini bisa berkarier di tim profesional," papar Warno.

David merupakan putra pertama Warno dan Mundarsih yang lahir setelah tujuh tahun pernikahan mereka.

Warno yang sedari kecil menyukai sepak bola ingin David berkecimpung di dunia olahraga.

Pada saat kelas 4 sekolah dasar, David dimasukkan Warno ke SSB Bhaladika lalu berlanjut ke SSB Tugumuda.

"Dia itu pendiam orangnya, tapi ulet pantang menyerah terus mencoba. Sampai akhirnya bisa masuk timnas," tutur Suwarno.

Kali terakhir David pulang ke Semarang pada Ramadan lalu.

Dia merayakan Idul fitri di kota kelahirannya sebelum kembali bergabung dengan Mitra Kukar.

"David taat beribadah. Tak jarang kalau pulang ke Semarang berbagi dengan anak-anak yatim. Pada bulan puasa lalu, anak-anak yatim dia undang ke rumah untuk berbuka bersama," imbuhnya.

Sebelum bermain melawan Thailand, Septian David menghubungi Warno.

Dia meminta doa dari orangtua agar diberi kemudahan selama pertandingan membela Merah Putih.

Meminta doa adalah kebiasaan David setiap dia akan bertanding, di kompetisi antarklub juga. Doa itu terkabul. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini