Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Semasa hidup Choirul Huda pernah mengungkapkan impiannya untuk Persela Lamongan kepada istrinya, Lidya Anggraini (36).
Kelak ketika sudah gantung sepatu, Choirul Huda ingin melatih Persela Lamongan. Ia begitu loyal karena memulai karier profesional sebagai pesepakbola sampai meninggal hanya untuk Persela Lamongan.
Choirul Huda adalah putra asli Lamongan. Karena loyalitasnya, pengagum Gianluigi Buffon itu dijuluki one man club. Dua tawaran klub elite pernah ia tolak karena ingin mengabdi di Persela Lamongan.
"Impiannya menjadi pelatih, tapi selama klub masih membutuhkan tenaganya, berapapun umurnya dia siap," ungkap Lidya Anggraini kepada TribunJatim.com di rumah duka, Senin (16/10/2017).
Baca: Kisah Sang Istri di Balik Kegembiraan Choirul Huda di Laga Kontra Semen Padang
Baca: Saddil Ramdani Tentang Choirul Huda: Pemain Senior Panutan Pemain Muda
Baca: Cerita Haru Aji Saka Mengenang Choirul Huda, Kiper Legenda Persela
Baca: Terungkap, Keinginan Choirul Huda yang Belum Tercapai Bersama Persela
Menurut tim medis penyebab Choirul Huda meninggal karena mengalami trauma benturan di leher dan kepala.
Ia terkapar tak lama berbenturan dengan rekannya, Ramon Rodriguez, pada menit ke-44 yang kala itu memepet penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento.
Laga pekan ke-29 di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017) berakhir 2-0 untuk kemenangan Persela Lamongan tapi meninggalkan duka.
Tepat pukul 17.15 WIB Choirul Huda menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dr Soegiri usai mendapatkan perawatan intensif dokter.