Laporan Wartawan Surya, Alfi Syahri Ramadan
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ketajaman lini depan Arema FC pada kompetisi Liga 1 musim ini menurun. Hingga pekan ke-32, Singo Edan baru mengemas 36 gol.
Jumlah tersebut sama dengan torehan Persiba Balikpapan dan hanya lebih baik dari Perseru Serui dan Persegres Gresik United.
Turunnya produktivitas gol Arema FC itu memang cukup mengejutkan banyak pihak. Lantaran dari musim ke musim Singo Edan dikenal sebagai tim dengan lini depan tajam.
Sehingga penurunan tersebut juga menyebabkan tim Singo Edan terlempar dari persaingan merebut gelar.
Asisten pelatih Arema FC, Singgih Pitono, tak menampik ketajaman lini depan tim Singo Edan memang menurun.
Setiap pertandingan, tim Arema FC memang seperti kebingungan ketika memasuki kotak penalti lawan.
"Kalau penilaian secara obyektif, selama ini memang finishing kami cukup lemah. Sehingga hal itu membuat produktivitas gol menurun," ucap Singgih Pitono pada Selasa (31/10/2017).
Sebenarnya, lini depan Singo Edan diisi sejumlah nama mentereng di antaranya Cristian Gonzales dan striker muda Dedik Setiawan.
Cristian Gonzales dikenal sebagai striker berkualitas. Ia tercatat sebagai top skor Liga Indonesia sebanyak lima musim beruntun.
Dengan semakin senior usianya, tentu ia kerap kesulitan ketika harus berhadapan dengan stoper muda yang memiliki kemampuan fisik mumpuni.
"Beberapa tahun lalu, kami masih bisa berharap kepada dia. Tapi kalau saat ini kami tidak bisa terlalu berharap kepada Cristian Gonzales. Saya dulu juga pernah mengalami hal yang seperti dia. Memang keinginan hati untuk bisa bermain bagus masih ada, tetapi fisik tidak bisa dibohongi," imbuh dia.
Dedik Setiawan sebenarnya berpotensi berkembang sebagai striker tajam. Namun, mantan pemain Persekam Metro FC itu masih perlu waktu meningkatkan kemampuanya.
"Dedik juga harus terus berlatih mengasah instingnya agar bisa menjadi striker yang tajam," kata mantan striker Arema era Galatama itu.