TRIBUNNEWS.COM, ITALIA - Pembelian AC Milan oleh pengusaha dari China dikabarkan dilakukan tidak secara transparan dan berisiko cukup tinggi.
AC Milan musim ini dibeli oleh pengusaha China, Yonghong Li, namun pembelian ini dicurigai tidak transparan dan megandung banyak keanehan.
"Kami memiliki nama, Yonghong Li, namun kenyataannya kami tidak tahu apakah dia pemilik Milan," kata Mario Gerevini dilansir BolaSport.com dari sebuah laporan investigasi oleh La7 Piazzapulita.
Masalahnya semua berasal dari pinjaman 300 juta Euro yang diambil dengan hedge fund Elliott Management, yang diperlukan untuk menyelesaikan pengambilalihan tersebut.
Baca: Populerkan Kedelai Lokal, Ganjar Terima Rumah Kedelai Awards 2017
Baca: Gara-gara Joe Hart, Wayne Rooney Cetak Gol Jauh Spektakuler
"Jika Anda membeli klub senilai 720 juta Euro termasuk hutang 220 juta Euro, dan harus mengambil pinjaman dengan tingkat bunga 11 persen, itu berarti Anda tidak punya uang," tegas Mario Gerevini.
Hal ini menunjukkan kasus pengambil alihan AC Milan, Yonghong Li, dianggap kasus yang beresiko tinggi oleh Bank.
Bahkan Yonghong Li tidak memperoleh dana pinjaman dari Bank Internasional melainkan dari Hedge Fund atau dana lindung.
Menurut Gerevini pembelian Milan ini adalah kasus baru dari ketidak transparannya pengambil alihan sebuah klub.
Milan telah mengeluarkan dan cukup besar tahun ini kisaran dan 50-70 juta Euro dan dikhawatirkan mereka kesulitan untuk membayar utang mereka.
Kini pihak Rossoneri tengah berusaha untuk membayar utang mereka ke Hedge Fund Elliot Management selama lima tahun dengan mencari investor baru.
AC Milan tentu dalam kondisi yang cukup berisiko untuk gagal membayar hutang klub. Apalagi, manajemen tidak memiliki jaminan bahwa klub dapat terus menghasilkan uang yang kuat.
Jika hal ini terjadi, Milan tentu berharap ada pemilik saham yang bisa menyuntikan dana likuiditas dengan cepat.
Berita ini sudah tayang di BolaSport.com dengan judul: AC Milan Beresiko Alami Kebangkrutan, Apa Penyebabnya?