TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Pergelaran Bhayangkara Papua Football Festival 2017 tak akan cuma tercatat sebagai pilot project akademi sepak bola Bhayangkara FC, yang akan didirikan di seluruh provinsi di Indonesia.
Acara puncak yang digelar di Stadion Mandala, Jayapura, Kamis (13/12), ini juga tercatat dalam buku sejarah Museum Rekor Indonesia (MURI).
Hal ini tak lepas dari dilibatkannya sekitar 1.000 anak sebagai peserta coaching clinic, yang dipimpin oleh eks timnas Yeyen Tumena serta dua pemain klub Bhayangkara FC, yakni Firman Utina dan Jajang Mulyana.
MURI pun mencatakan kegiatan tersebut sebagai pemilik rekor Coaching Clinic dengan Peserta Terbanyak.
“Jumlah ini memang luar biasa karena biasanya peserta dari kegiatan serupa cuma puluhan atau ratusan,” kata Triyono, perwakilan MURI yang hadir di Jayapura.
“Ada tiga kategori yang membuat sebuah hal layak masuk dalam catatan MURI, yakni superlatif, belum pernah ada, serta unik. Nah, kegiatan coaching clinic kali ini masuk dalam kategori pertama, yakni jumlah peserta terbanyak,” tutur Triyono.
Namun, itu saja tidak cukup. Ada hal elemen lain yang juga sudah dipenuhi oleh Bhayangkara Papua Football Festival 2017 hingga patut masuk dalam rekor MURI.
“Kegiatan yang masuk di MURI mesti memenuhi unsur manfaat, pendidikan, atau budaya. Ini yang membedakan MURI dengan lembaga sejenis lain. Nah, kami melihat kegiatan coaching clinic dan Bhayangkara Football Festival 2017 secara keseluruhan ini memang memiliki manfaat,” ucap Triyono