TRIBUNNEWS.COM - Pemain naturalisasi Herman Dzumafo yang berusia 37 tahun, mengaku siap menjadi pemain pelapis di Sriwijaya FC (SFC).
Seperti diketahui pelatih kepala SFC, Rahmad Darmawan, baru saja mendatangkan Dzumafo untuk menjadi bagian dari tim dengan target juara Liga 1 2018.
Herman Dzumafo yang dijumpai di Hotel Swarna Dwipa, Palembang, Senin (18/12/2017), mengatakan tidak ambil pusing dengan posisi di dalam tim. Itu karena dirinya merasa masih kuat secara fisik dan teknik. Terbukti di Liga 2 musim kemarin, Dzumafo bisa mencetak 11 gol dari 15 pertandingan bersama PSPS.
Dzumafo yakin RD--sebutan Rahmad Darmawan--memiliki penilaian tersendiri atas kemampuannya itu. Oleh karena itu keberatan dari suporter SFC, bahwa perekrutan dirinya bakal mubazir mengingat sudah berusia 37 tahun, tidak perlu diambil pusing.
"Saya mengerti soal keberatan itu. Tapi itu adalah bukti kecintaan suporter terhadap SFC. Bagi saya usia hanya deret angka," ujar pemain yang telah bermain di Indonesia sejak 2006 ini.
Herman Dzumafo merupakan penyerang yang diinginkan Rahmad Darmawan untuk memecah kebutuan jika dua striker di lini depan mengalami kebuntuan mencetak gol. Tiga pemain depan yang sudah direkrut adalah Alberto Goncalves, Esteban Vizcarra, dan Manuchehr Jalilov.
Menurut RD ketiga striker itu adalah bertipe pelari, sementara Dzumafo berbeda karena bisa menjadi target man. RD berharap bisa memiliki ruang untuk variasi serangan di pertandingan.
Tidak kalah penting lagi Dzumafo sudah berstatus WN Indonesia, sehingga tidak mengurangi slot 3 orang pemain asing.
Sementara Dzumafo mengaku punya misi tersendiri dengan menerima tawaran dari SFC. "Saya pernah di SFC pada musim 2013. Harus diakui waktu itu belum memuaskan. Saat sekarang ada kesempatan kembali ke SFC, saya ingin menebusnya. Masalah jadi pemain inti atau bukan, tidak masalah," tutur Herman Dzumafo.