TRIBUNNEWS.COM - Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC) Piala Presiden 2018 menggelar audensi dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/1).
Kembali, pihak kepolisian dengan tegas siap mengamankan dan mensukseskan gelaran Piala Presiden tahun ini.
Seperti diketahui, ajang Piala Presiden 2018 akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (16/1), di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat. Di mana laga pembuka akan mempertemukan salah satu tuan rumah yaitu Persib Bandung berhadapan dengan Sriwijaya FC (SFC).
H-1 jelang digulirkannya ajang dengan hadiah sebesar Rp. 3,3 Miliar untuk tim juara, rombongan panitia Piala Presiden yang dipimpin Ketua SC, Maruarar Sirat dan Ketua OC, Berlington Siahaan, diterima langsung oleh Tito. Turut hadir juga beberapa petinggi Polri seperti Irjen. Pol. Mochamad Iriawan, dan juga Irjen. Pol. Royke Rumowa.
Dalam kesempatan tersebut, Tito menanyakan langsung kesiapan panitia, jumlah peserta Piala Presiden 2018, dan berapa kota penyelenggara. Untuk peserta sendiri adalah 20 klub dan akan digulirkan di lima kota seperti Bandung, Malang, Surabaya, Tenggarong, dan terakhir Gianyar.
Lebih lanjut Tito menanyakan lebih spesifik siapa saja klub-klub yang ambil bagian. Dari total kontestan, Tito memberikan perhatian khusus kepada empat tim seperti Persib, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan Arema FC. Seperti diketahui, keempat klub besar tersebut memiliki basis suporter yang wajib diberikan perhatian khusus.
"Keempat klub tersebut memang harus lebih ekstra. Karena mereka punya barisan suporter yang besar dan sangat fanatik. Kami tidak mau mengganggap enteng proses pengamannya, karena kami juga ingin pergelaran Piala Presiden 2018 bisa berjalan sukses seperti pada dua edisi sebelumnya," ungkap Tito.
Di luar itu, perlu diingat jika Tito juga jadi bagian sejarah perhelatan Piala Presiden. Saat masih menjabat Kapolda Metro Jaya, Tito dihadapkan pada laga final Piala Presiden 2015. Saat itu, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) ditetapkan sebagai venue, padahal salah satu tim finalis adalah Persib yang kala itu menantang Laskar Wong Kito, jukukan SFC.
Yang jadi masalah, Bobotoh, sapaan fans Persib, punya catatan tidak baik dengan fans Persija, The Jakmania. Meski banyak permintaan agar partai final tidak digelar di SUGBK, demi menjaga kondusifitas ibu kota, Tito tidak gentar. Dengan segala persiapan matang dan pendekatan persuasif, partai final pun bisa berjalan dengan baik dan lancar.
"Saya sebagai ketua SC sudah tiga kali, 2015, 2016, dan 2018 selama ini banyak sekali suport dari Kapolri dan jajarannya. Apalagi pak Tito, saat masih Kapolda sangat berperan mengamankan final Piala Presiden 2015. Beliau sangat paham sekali bagaimana mengamankan dengan cara yang matang dan juga persuasif," ungkap Maruarar.
Tidak hanya dari SC, pihak OC pun juga turut menyampaikan rasa terimakasihnya atas dukungan pihak kepolisian dengan suksesnya perhelatan Piala Presiden yang berlangsung hingga 17 Februari mendatang. Berlington kembali berharap pergelaran Piala Presiden di mana akan digelar pada lima kota di fase grup, bisa berjalan dengan kondusif.
"Kami berterimakasih sekali dengan pihak kepolisian, sudah banyak membantu di setiap pergelaran Piala Presiden di edisi-edisi sebelumnya. Untuk tahun ini, mudah-mudahan di semua tempat di lima kota, plus babak delapan besar di Solo, bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada satu gangguan apapun, " papar Berlington.