Tampines praktis tampil tanpa pemain asing. Mereka hanya mempunyai dua pemain asing, sesuai aturan baru S-League di musim 2018.
Ditambah lagi gelandang andalan Faizal Raffi yang juga masih bergelut dengan cedera. Krisis pun terjadi di lini tengah.
Tampines termasuk tim elite di Singapura. Tim yang pernah diperkuat eks gelandang Liverpool, Jermaine Pennant, ini sudah mengoleksi lima gelar juara S-League. The Stags juga mengoleksi tiga gelar juara Piala Singapura.
Tim yang berdiri tahun 1996 ini juga sudah pernah tiga kali mentas di babak kualifikasi Liga Champions Asia. Sedikit lebih berpengalaman dari Bali United.
Di bawah asuhan pelatih asal Jerman, Juergen Raab, tim ini masih diperkuat sejumlah pemain top yang jadi langganan Timnas Singapura. Sebut saja Khairul Amri, Fazrul Nawaz, Afiq Yunos, Daniel Bennet, serta kapten tim Mustafic Fachrudin.
Namun mereka semuanya nyaris sudah uzur, kecuali Afiq Yunos. Khairul dan Fazrul yang menjadi tumpuan di depan, sama-sama berusia 32 tahun. Mustafic usianya sudah 36 tahun, Bennet bahkan 40 tahun! Kedua pemain naturalisasi Timnas Singapuraini tetap jadi andalan di lini belakang Tampines.
Kondisi lawan yang bermaterikan pemain-pemain uzur ini tentunya menjadi keuntungan bagi Bali United. Widodo bisa memaksimalkan kecepatan Stefano Lilipaly, Irfan Bachdim, serta dua bek sayap muda Andhika Wijaya dan Ricky Fajrin untuk menggempur benteng tua milik Tampines.
Permainan cepat yang merupakan trade mark Bali United sejak ditangani Widodo bisa menjadi kunci kemenangan. Lini tengah harus dimenangi mengingat lawan mengalami krisis, sehingga distribusi bola ke lini depan lebih maksimal. Khususnya bola-bola daerah, yang jadi "makanan empuk" Bachdim dan Lilipaly.
Sementara kehadiran Demerson Bruno Costa di lini belakang diharapkan bisa meredam kematangan Khairul Amri yang jadi target man. Sebaliknya, Spaso bisa menyajikan performa terbaiknya sebagai pengganti striker fenomenal Sylvano Comvalius yang hengkang ke klub Thailand.
Hitung-hitungan teknis Bali United memiliki keunggulan dibanding Tampines. Kondisi ini ditambah lagi dengan keuntungan non-teknis; tampil di kandang sendiri!
Fadil Sausu dkk dipastikan akan didukung 19 ribu fans, sesuai jumlah tiket yang dicetak. Tiket pertandingan sold out, bahkan masih ada puluhan ribu fans Bali United yang tidak mendapatkan tiket.
Bagi kubu Tampines, bertanding di hadapan 19 ribu fans merupakan sesuatu yang langka. Menurut penuturan Juergen Raab, mereka rata-rata hanya disaksikan 1.000 orang dalam setiap laga di S-League maupun LCA.
Dukungan penuh fans Bali United ini bisa membuat lutut pemain-pemain Tampines "ngejer". Nyanyian atau chant seisi stadion bisa membuat mental mereka down.
Meski demikian, pemain Bali United juga tak boleh overconfidence karena bisa berbalik menjadi bumerang. Jangan pula sampai demam panggung meski baru pertama kali bermain di level Asia.