News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Indonesia

Andik Vermansyah Tak Jadi Merapat, Begini Surat Terbuka Presiden Persebaya

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andik Vermansyah kala masih berbaju Persebaya Surabaya.

Laporan Wartawan Surya, Dya Ayu

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Upaya manajemen Persebaya Surabaya memulangkan kembali Andik Vermansyah hanya bertepuk sebelah tangan. 

Keinginan Bonek yang meminta manajemen memulangkan sang idola dipastikan belum bisa terwujud.

Pasalnya, berbagai cara dan upaya yang dilakukan manajemen Persebaya untuk merayu dan 'membujuk' Andik Vermansyah tetap gagal.

Baik seperti dilakukan Manajer Persebaya Chairul Basalamah. Bahkan saat Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda ikut turun tangan berkomunikasi dengan pemain asli Arek Suroboyo, tetap tidak berbuah manis.

Untuk itu, Azrul Ananda memastikan dan memutuskan jika 2018 ini, Persebaya tak lagi mengharapkan Andik Vermansyah untuk bergabung dengan Persebaya.

Baca: Buntu dengan Persebaya, Andik Vermansyah Siap Gabung Klub Liga 1

Baca: Andik Vermansyah Beberkan Kekesalannya Kepada Manajemen Persebaya

Baca: Demi Persebaya, Andik Vermansyah Putus Hubungan dengan Sang Agen

"Demi kepentingan tim yang lebih besar, untuk 2018 ini saya memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan bergabungnya Sdr Andik Vermansyah di Persebaya. Walau pun itu sebenarnya merupakan keinginan awal tim, harapan besar sejumlah penggemar, dan keinginan Sdr Andik sendiri," kata Azrul Ananda dilansir dari Persebaya.id, Senin (22/1/2018).

Selain itu, dikutip dari Persebaya.id, Azrul Ananda membuat surat terbuka yang berjudul 'Kereta Tak Berhenti Untuk Satu Orang'.

Surat ini menceritakan alotnya perjalanan manajemen berkomunikasi dengan Andik Vermansyah.

Surat yang ditulis untuk seluruh pecinta Persebaya ini, berbunyi hingga kini tak ada kesepakatan yang terjalin antara Andik Vermasyah dengan Persebaya.

Hal ini terjadi karena sulitnya Andik diajak bertemu dengan manajemen Persebaya.

Bahkan sesuai surat yang ditulis Azrul Ananda dengan obrolan melalui pesan teks, pihak Andik diduga selalu menekankan masalah angka.

Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab pihak Persebaya saat ini memutuskan untuk tak mengharapkan Andik Vermansyah.

Berikut isi lengkap surat Azrul Ananda yang berjudul 'Kereta Tak Berhenti Untuk Satu Orang:'

Kepada semua pihak yang mencintai Persebaya,

Sebagai presiden klub Persebaya, tugas saya yang utama adalah memastikan kelangsungan hidup tim, membuat program dan perencanaan untuk pengembangan masa depan tim yang sustainable, sekaligus mengejar prestasi terbaik.

Mengelola tim ini sama dengan mengelola berbagai perusahaan, bahwa kita harus siap mengambil risiko dan membuat keputusan-keputusan yang tidak populer. Tidak ada satu individual atau satu pihak yang lebih besar dari tim/perusahaan secara keseluruhan.

Dan itu termasuk mengenai pemain.

Karena itu, demi kepentingan tim yang lebih besar, untuk 2018 ini saya memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan bergabungnya Sdr. Andik Vermansyah di Persebaya. Walau pun itu sebenarnya merupakan keinginan awal tim, harapan besar sejumlah penggemar, dan keinginan Sdr. Andik sendiri.

Kami sudah berkomunikasi dengan pihak Sdr. Andik sejak lama, walau tidak pernah mempublikasikan atau menunjukkannya secara publik. Belakangan, ketika ada tanda-tanda komplikasi, saya sebagai presiden klub berkomunikasi langsung dengan Sdr. Andik.

Via pesan teks, pihak Sdr. Andik selalu menekankan soal angka. Bagi kami itu wajar. Ini olahraga profesional. Tapi seandainya angka itu bukan masalah bagi kami, tetap ada hal-hal lain yang harus dibicarakan. Ini bicara soal tim, dan rencana masa depan tim. Bukan soal satu orang, dan rencana satu orang tersebut.

Cara terbaik untuk membahasnya adalah dengan bertemu langsung, berbicara baik-baik, dan merancang apa yang terbaik untuk bersama. Bukan hanya untuk satu tahun.

Bulan Desember lalu, kami sudah mengajak bertemu. Tapi pihak Sdr. Andik membatalkan pertemuan tersebut. Belakangan, pihak Sdr. Andik memutuskan untuk berbicara langsung dengan kami, tidak lagi menggunakan agen.

Pada 17 Januari lalu, untuk membicarakan segalanya segala tuntas, kami mengundang Sdr. Andik untuk bertemu bersama saya, manajer tim, serta tim pelatih. Dengan demikian kita bisa tuntas membahas semua perencanaan untuk kebaikan bersama. Bukan hanya soal angka. Bukan hanya untuk satu tahun.

Pihak Sdr. Andik lantas membatalkan pertemuan, dengan alasan sudah telanjur janji dengan pihak dari Malaysia.

Pada 18 Januari, kami kembali bertukar pesan teks. Pihak Sdr. Andik kembali menegaskan soal angka. Apakah kami bersedia atau tidak, dan supaya kami tidak memaksakan kalau memang tidak bersedia.

Saya sampaikan lagi, bahwa tentu saya tidak akan memaksakan diri untuk memenuhi permintaan Sdr. Andik. Dan saya tegaskan bahwa kami memikirkan Persebaya bukan hanya untuk satu tahun. Bagaimana pun tetap yang terbaik adalah duduk bersama. Yaitu Sdr. Andik bersama saya, manajer tim, dan pelatih.

Setelah itu tidak ada balasan sama sekali kepada saya.

Saya pun jadi bertanya, kenapa tidak mau duduk bersama berdiskusi tentang tim? Kenapa hanya soal angka yang untuk setahun? Dan saya harus menegaskan terus kepada semua pihak, bahwa tim ini tidak untuk satu tahun, tidak untuk satu orang.

Kalau saya biarkan ini berlarut-larut, maka ini tidak akan fair kepada tim. Khususnya kepada para pemain yang sekarang sudah berada di Persebaya, yang sudah tampil habis-habisan demi kebaikan tim. Apalagi mereka yang tahun lalu ikut berjuang meloloskan Persebaya kembali ke Liga 1.

Tim ini bak sebuah kereta yang sudah berjalan, dan siap berlari kencang. Dan kereta tidak akan berhenti hanya untuk satu orang.

Persebaya lebih besar dari kita semua. Selama ini kita semua, baik di internal tim dan para suporter, telah berupaya keras untuk memastikan Persebaya eksis dan berjaya dari ancaman pihak-pihak luar yang tidak menginginkan Persebaya sukses.

Tapi ketika tim sudah memasuki era membangun, maka sekarang kita tidak boleh lengah dari ancaman yang lain. Yaitu ancaman dari kita sendiri, atau dari lingkungan di sekitar kita sendiri.

Saya percaya ini semua adalah proses menuju lebih baik. Harus dingin, tidak emosional dalam menanggapi segala hal.

Saya percaya Persebaya bisa menjadi tim yang paling maju di Indonesia. Dan saya yakin Persebaya sudah berada di jalur yang benar, siap melaju kencang.

Kalau Anda memang tulus mencintai dan mendukung Persebaya, saya yakin Anda bisa memahami keputusan ini, dan ikut membantu menciptakan aura positif dan asyik bagi semua pihak yang ingin mendukung kemajuan Persebaya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini