TRIBUNNEWS.COM - Arsenal punya dua agenda penting pekan ini. Pertama menjamu wakil Swedia, Orstersund dalam leg kedua babak 32 besar Liga Europa. Dilanjutkan melawan Manchester City di final Piala Liga Inggris akhir pekan ini.
Semua tahu, laga melawan City akan menjadi prioritas. Sebab, kemenangan 3-0 pada leg pertama atas Orstersund pekan lalu, sudah memberi cukup jaminan bagi The Gunners untuk melangkah ke perempatfinal.
Karenanya, Pelatih Arsene Wenger besar kemungkinan akan melakukan rotasi besar-besaran. Mengistirahatkan para pemain utama, dan menyediakan panggung untuk para pemain muda, serta para pemain pelapis unjuk gigi.
Laga ini juga akan menjadi kesempatan kesekian-kalinya bagi Reiss Nelson untuk membuktikan kemampuannya.
Menjadi pemain termuda di Arsenal senior, 18 tahun, pemain yang berposisi sebagai penyerang ini digadang-gadang sebagai talenta terbesar di The Gunners saat ini.
Kariernya melesat di Arsenal U-23 dengan menyumbang tujuh gol, dan dua assists, hanya kalah mentereng oleh Eddie Nketiah dengan sembilan gol.
Tapi, jangan lupa Nketiah bermain 180 menit lebih lama, dan juga menjadi striker sentral. Sedang Nelson bermain lebih sebagai winger, terkadang gelandang serang.
Dengan demikian, adalah Nelson yang kerap menjadi kreator sekaligus inisiator serangan Arsenal muda.
Adalah Nelson juga yang lebih banyak mendapat menit bermain di tim senior. Ia memang baru mencicipi 18 menit bermain di Liga Primer. Namun ia telah enam kali jadi starter di dua kompetisi lain yakni di Piala Domestik, serta Liga Europa.
Masalahnya, kesempatan untuk tampil lagi bagi pemain bertalenta ini bakal semakin menipis. Kenapa?
Sebab, jatah bermain di Piala domestik pun semakin seret. Di Piala FA, Arsenal tersingkir setelah secara mengejutkan dikalahkan Nottingham Forest. Piala Liga Inggris pun akan selesai akhir pekan ini.
Dengan demikian, jatah Nelson praktis menyempit tinggal di Liga Europa. Dan dipersempit lagi dengan persaingan yang makin sengit dengan para pemain senior yang jarang tampil.
Laga dini nanti hari bukan tak mungkin akan jadi kesempatan terakhir Nelson untuk menunjukkan bakatnya: Skill memukau, kecepatan menusuk pertahanan lawan, keseimbangan saat ditekan lawan, umpan yang akurat, dan menipu, serta ketajaman dalam penyelesaian akhir.
Sejauh ini, di tim senior, ia belum melakukan gebrakan yang terlalu mengesankan. Akan sulit baginya bersaing dengan para senior di The GunnersĀ jika ia hanya bisa menampilkan kemampuan yang yang rata-rata. Dipinjamkan ke klub lain bisa menjadi opsi untuk musim depan. Kecuali, jika Nelson bisa "meledak" di Stadion Emirates dini hari nanti.
Arsenal meraih kemenangan 3-0 di leg pertama berkatĀ gol pembuka Nacho Monreal, disusul gol bunuh diri Sotirios Papagiannaopolos, dan ditutup dengan gol dari Mesut Oezil.
Skuat asuhan Wenger ini belum terkalahkan di kandang di ajang Europa League, dengan perincian enam menang, dan dua seri. Kekalahan kandangĀ terakhir diderita dari Borussia Monchengladbach saat masih bermarkas di Higbury pada musim 1996/97.