TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan manager meeting dengan perwakilan klub-klub Liga 2 di Hotel Grand, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (16/4/2018).
Dalam pertemuan itu diputuskan, Liga 2 2018 yang terisi oleh 24 klub itu akan terbagi dua wilayah, Grup Barat dan Grup Timur.
Salah satu keputusannya itu juga terkait status wilayah dari PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta.
Direktur Utama PT LIB, Berlinton Siahaan memastikan bahwa kedua klub asal Daerah Istimewa Yogyakarta itu akan tetap berada di Grup Timur.
Sebelumnya, manajemen kedua belah pihak keberatan bila PSS dan PSIM tergabung dalam satu grup.
Polda Yogyakarta juga meminta agar PSS dan PSIM tidak satu wilayah dikarenakan ada potensi terjadi bentrokan suporter bila bertemu.
Permintaan itu sempat dibahas saat pertemuan ini.
Sayang, PT LIB sudah memutuskan bahwa PSS dan PSIM tetap satu wilayah.
Pertemuan dua tim sewilayah ini mencuatkan kekhawatiran terutama bagian manajemen PSIM.
Sekretaris PSIM Jarot Kastawa mengatakan pihaknya bukan mengkhawatirkan teknis lapangan namun faktor keamanan ketika laga berlangsung.
Selain itu ada dampak yang bisa mempengaruhi langkah PSIM ke depannya.
"Jika terjadi sesuatu saat pertandingan, sudah jelas ada dampak ke tim, apalagi pertandingan home. Kalau sampai ada sanksi atau tidak ada izin dari pihak keamanan, ini yang jadi kekhawatiran kami," katanya, Senin (16/4/2018).
Kekhawatiran ini tentu sangat beralasan.
Jika melihat ke belakang, hampir setiap laga yang mempertemukan PSIM dan PSS tidak bisa rampung 90 menit pertandingan.
Benturan fans membuat pihak kepolisian membubarkan pertandingan. Hal ini tentu akan merugikan finansial tim.
Demikian pula alasan dari pihak PSS Sleman.
Pertemuan PSIM Yogya dan PSS Sleman yang tergabung dalam grup timur menjadi laga pembuka kick off Liga 2 Indonesia 2018.
Laga derby DIY dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 22 April di kandang PSIM, Stadion Sultan Agung.