4. Dante
Dante merupakan salah satu pilar Bayern Muenchen era Jupp Heynckes kala menyabet treble winner musim 2012-2013.
Dia menjadi tandem bagi Jerome Boateng di lini pertahanan Muenchen yang hanya kebobolan 15 gol di Liga Jerman.
Namun, ketika Guardiola ditunjuk menangani Bayern Muenchen pada 2013, Dante disingkirkan.
Pada laga pertama Dante di bawah arahan Guardiola, pemain asal Brasil itu melakukan gol bunuh diri konyol.
Komunikasi yang salah antara Dante dan kiper Manuel Neuer menyebabkan gol tersebut tercipta.
Kesalahan beruntun yang dilakukan Dante memaksa Guardiola menggaet Medhi Benatia untuk menjadi pengganti.
Hingga akhirnya Dante dijual ke Wolfsburg dengan biaya tang tak diketahui.
"Dia tidak berbicara kepada Anda sehingga sebagai pemain Anda tidak tahu di mana berpijak," ucap Dante.
"Ada pelatih-pelatih kelas dunia dalam hal pendekatan taktik permainan, namun tak bagus dalam menangani orang, ini kasus yang terjadi dengan Guardiola," katanya.
5. Samuel Eto'o
Hubungan Samuel Eto'o dengan Pep Guardiola bisa dikatakan menjadi yang paling sadis.
Awalnya, Guardiola sudah berencana mendepak pemain asal Kamerun itu sejak ditunjuk jadi pelatih. Namun Eto'o memilih untuk bertahan.
Guardiola lalu menggunakan cara kasar untuk menyingkirkan Eto'o dari Camp Nou.
"Dia mengambil keputusan yang tak masuk akal. Dia cuma berlandaskan pada perasaan dan emosi saja," kata Eto'o dilansir Goal.
"Pertama-tama, saya mengingatkan Guardiola bahwa dia tak pernah dikenal sebagai pemain hebat. Dia cuma cukup bagus. Sementara sebagai pelatih, dia tak menunjukkan kualitas," tutur Eto'o lagi.
Keretakan hubungan antara Guardiola dan Eto'o berusaha ditengahi oleh Xavi Hernandez.
Namun, Eto'o tetap enggan memperbaiki hubungan dengan Guardiola.
"Xavi bilang bahwa mereka ingin saya bertahan, namun saya diminta berbicara kepada Pep. Saya bilang, 'Tidak. Jika Anda tidak menghormati saya, saya tidak akan menghormati Anda!'," kata Eto'o lagi.
Pada 2009, Eto'o pun angkat kaki dari Barcelona. Pada 2010, Inter bersua dengan Barcelona di babak semifinal Liga Champions.
Partai tersebut berakhir untuk kemenangan Inter yang berhak tampil di final.
Usai laga, Guardiola dan Eto'o tampak berjabat tangan. Namun, menurut Eto'o itu hanya pencitraan semata.
"Dia menjabat tangan saya ketika saya di Inter dan bermain melawan Barcelona. Namun, itu hanya di depan kamera televisi," ucap eks pemain Chelsea itu.
"Di belakang layar sebelum pertandingan, dia tak menyapa saya sekali pun," tutur dia.