News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Di Balik Kesuksesan Pep Guardiola Ada Pemain Top yang Dendam Padanya, Berikut Daftarnya

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi Manajer Manchester City, Josep Guardiola, seusai laga Liga Inggris kontra Chelsea di Stadion Etihad, Manchester, pada 4 Maret 2018.

TRIBUNNEWS,COM - Pep Guardiola memang pelatih hebat dengan mengantarkan tiga tim juara di negara berbeda, tetapi ada pula sejumlah pemain yang dendam kepadanya. 

Manchester City berhasil meraih gelar juara Liga Inggris musim 2017-2018 setelah mengungguli Manchester United.

Keberhasilan Manchester City meraih gelar juara musim ini tak bisa dilepaskan dari kejeniusan strategi Pep Guardiola.

Jor-joran berbelanja pemain, Guardiola menyulap Manchester City menjadi tim tangguh di Liga Inggris.

Buktinya, The Citizens hanya dua kali kalah, tiga kali imbang, dan 28 kali menang dalam 33 laga di Premier League.

Berbagai pujian pun mengarah kepada Pep Guardiola dan anak asuhnya yang sukses menggondol gelar Premier League untuk ketiga kalinya.

Namun, di balik kesuksesan Guardiola itu, ada pemain-pemain yang menyampaikan kebencian kepada pelatih asal Spanyol itu.

Berikut rangkuman lima pemain top yang benci kepada Guardiola seperti dilansir BolaSport.com:

1. Zlatan Ibrahimovic

Kisah kelam Zlatan Ibrahimovic dan Pep Guardiola terjadi di Barcelona.

Ibrahimovic hengkang ke Barcelona dari Inter Milan pada musim panas 2009.

Semula, kedatangan Ibrahimovic ke Camp Nou, markas Barcelona, berjalan lancar hingga terjadi sebuah percekcokan dengan Guardiola.

Ibrahimovic merasa tak terima karena Guardiola banyak memberikan keistimewaan kepada Lionel Messi yang kala itu masih 22 tahun.

Ibrahimovic pun protes kepada Guardiola karena hal itu.

"Kami mengubah sistem dan taktik permainan yang celakanya tak berdampak bagus bagi saya," ujar Ibrahimovic seperti dilansir BolaSport.com dari Football Italia.

"Saya lalu berkata kepada Guardiola bahwa dia terlalu mengistimewakan Messi dan mengorbankan pemain lain. Guardiola bilang ia bisa memahami saya," ucap pemain asal Swedia itu.

Namun, alih-alih memahami Ibrahimovic dan memberi solusi, Guardiola justru mengucilkan eks pemain Juventus itu.

"Sejak saat itu, ia tak pernah berbicara pada saya, bahkan menatap mata saya pun tidak," kata Ibrahimovic lagi.

"Saat saya memasuki ruangan, dia justru berjalan keluar. Saat saya menghampirinya, ia pergi ke tempat lain," tuturnya.

Tak terima dengan perlakuan Guardiola padanya, Ibrahimovic memutuskan untuk pindah ke AC Milan dengan status pinjaman pada 2010.

2. Yaya Toure

Lagi-lagi, Barcelona membuat hubungan Pep Guardiola dan pemainnya retak.

Kali ini yang menjadi korban adalah pemain asal Pantai Gading, Yaya Toure.

Secara sadis, Guardiola meminggirkan Yaya Toure dari skuat Blaugrana pada 2010.

Yaya Toure pun merasa terasingkan karena perlakuan pelatih asal Catalunya itu.

"Saya tak berbicara dengan Guardiola selama setahun. Jika dia berbicara dengan saya, mungkin saya akan bertahan di Barcelona," ujar Toure dilansir BolaSport.com dari Goal.

"Sebenarnya saya ingin menghabiskan karier di Barcelona, namun Guardiola tak punya kepercayaan pada saya," tutur dia menambahkan.

Dijadikan pemain kelas dua, Toure tak nyaman hingga akhirnya datang tawaran dari Manchester City yang langsung ia ambil.

"Kapan pun saya bertanya kepada Guardiola, dia selalu memberi jawaban yang aneh," ujar Toure.

"Dia sangat mengabaikan saya hingga datang tawaran dari Man City. Itulah mengapa saya memutuskan untuk pindah," tuturnya.

Kini, saat Guardiola menangani Man City, nasib Toure tak berubah.

Dia hanya bermain 14 kali untuk Man City musim ini. Pemain 34 tahun itu pun kabarnya akan hengkang dari Man City pada musim panas nanti.

3. Joe Hart

Nasib Joe Hart kurang mujur sejak Manchester City ditangani Guardiola.

Menjadi kiper utama Manchester City dalam beberapa musim terakhir, Hart langsung didepak oleh Guardiola pada musim perdana.

Sebagai gantinya, Guardiola memboyong mantan kiper Barcelona, Claudio Bravo ke Manchester City.

Hart pun tersingkir dari skuat dan dipinjamkan ke tim Italia, Torino, lalu ke West Ham United musim ini.

Penjaga gawang asal Inggris itu pun tak mau ambil pusing dengan alasan Guardiola mendepak dirinya.

"Saya tak perlu bertanya kenapa dia melakukan itu kepada saya. Yang saya pikirkan hanya pergi dari Man City. Mengapa dan apa tujuan dia melakukan itu saya tak mau tahu. Tak ada bedanya bagi saya," kata Hart dilansir Independent.

"Saya berbohong jika tak ingin menghabiskan karier saya di Manchester City. Saya dengan senang hati akan bermain untuk mereka hingga karier saya berakhir," ucapnya menambahkan.

Namun setelah kepindahan Hart, Bravo yang diplot sebagai pengganti pun tak bisa bermain maksimal.

Hingga akhirnya musim ini The Citizens mendatangkan Ederson Moraes untuk menjadi penjaga gawang utama.

4. Dante

Dante merupakan salah satu pilar Bayern Muenchen era Jupp Heynckes kala menyabet treble winner musim 2012-2013.

Dia menjadi tandem bagi Jerome Boateng di lini pertahanan Muenchen yang hanya kebobolan 15 gol di Liga Jerman.

Namun, ketika Guardiola ditunjuk menangani Bayern Muenchen pada 2013, Dante disingkirkan.

Pada laga pertama Dante di bawah arahan Guardiola, pemain asal Brasil itu melakukan gol bunuh diri konyol.

Komunikasi yang salah antara Dante dan kiper Manuel Neuer menyebabkan gol tersebut tercipta.

Kesalahan beruntun yang dilakukan Dante memaksa Guardiola menggaet Medhi Benatia untuk menjadi pengganti.

Hingga akhirnya Dante dijual ke Wolfsburg dengan biaya tang tak diketahui.

"Dia tidak berbicara kepada Anda sehingga sebagai pemain Anda tidak tahu di mana berpijak," ucap Dante.

"Ada pelatih-pelatih kelas dunia dalam hal pendekatan taktik permainan, namun tak bagus dalam menangani orang, ini kasus yang terjadi dengan Guardiola," katanya.

5. Samuel Eto'o

Hubungan Samuel Eto'o dengan Pep Guardiola bisa dikatakan menjadi yang paling sadis.

Awalnya, Guardiola sudah berencana mendepak pemain asal Kamerun itu sejak ditunjuk jadi pelatih. Namun Eto'o memilih untuk bertahan.

Guardiola lalu menggunakan cara kasar untuk menyingkirkan Eto'o dari Camp Nou.

"Dia mengambil keputusan yang tak masuk akal. Dia cuma berlandaskan pada perasaan dan emosi saja," kata Eto'o dilansir Goal.

"Pertama-tama, saya mengingatkan Guardiola bahwa dia tak pernah dikenal sebagai pemain hebat. Dia cuma cukup bagus. Sementara sebagai pelatih, dia tak menunjukkan kualitas," tutur Eto'o lagi.

Keretakan hubungan antara Guardiola dan Eto'o berusaha ditengahi oleh Xavi Hernandez.

Namun, Eto'o tetap enggan memperbaiki hubungan dengan Guardiola.

"Xavi bilang bahwa mereka ingin saya bertahan, namun saya diminta berbicara kepada Pep. Saya bilang, 'Tidak. Jika Anda tidak menghormati saya, saya tidak akan menghormati Anda!'," kata Eto'o lagi.

Pada 2009, Eto'o pun angkat kaki dari Barcelona. Pada 2010, Inter bersua dengan Barcelona di babak semifinal Liga Champions.

Partai tersebut berakhir untuk kemenangan Inter yang berhak tampil di final.

Usai laga, Guardiola dan Eto'o tampak berjabat tangan. Namun, menurut Eto'o itu hanya pencitraan semata.

"Dia menjabat tangan saya ketika saya di Inter dan bermain melawan Barcelona. Namun, itu hanya di depan kamera televisi," ucap eks pemain Chelsea itu.

"Di belakang layar sebelum pertandingan, dia tak menyapa saya sekali pun," tutur dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini