TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Mario Balotelli mulai jengah dengan rasisme yang menimpanya dan mengatakan bahwa hidupnya akan jauh lebih mudah jika ia adalah orang kulit putih.
Penyerang Timnas Italia, Mario Balotelli, tampil baik dalam laga comeback-nya membela Gli Azzuri setelah absen hampir empat tahun.
Balotelli mencetak satu gol saat Italia mengalahkan Timnas Arab Saudi dengan skor 2-1, Selasa (29/5/2018) dini hari WIB.
Sayang penampilan apik Mario Balotelli dalam laga kontra Arab Saudi ini terganggu dengan tindakan rasis melalui sebuah banner yang dibentangkan para pendukung di Stadion.
Banner itu sendiri bertuliskan "Kapten kami memiliki darah Italia!".
Para oknum suporter diyakini menolak Balotelli yang punya peluang menjadi kapten Gli Azzurri di masa depan.
Mario Balotelli sendiri adalah anak dari imigran asal Ghana yang dibesarkan oleh warga negara Italia.
Hal ini membuat penyerang 27 tahun ini kerap kali mendapatkan perlakuan rasis selama di dalam lapangan.
Mario Balotelli mencurahkan isi hatinya mengenai tindakan rasis yang kerap ia terima.
Penyerang OGC Nice ini mengungkapkan bahwa hidupnya akan lebih mudah jika ia berkulit putih.
“Tentu saja, jika saya berkulit putih maka saya akan memiliki lebih sedikit masalah,” ujar Balotelli.
“Saya menerima begitu banyak surat dari anak-anak, yang menganggap saya sebagai contoh karena tidak pernah mundur dalam menghadapi rasisme," kata sang pemain.
"Ini memalukan, seperti memiliki pintu dibanting ke wajah Anda selama 18 tahun," ucap Balotelli.
Penyerang 27 tahun ini juga membagi pengalaman bagaimana saat kecil tindakan diskrimanasi yang ia terima sangat menyayat hati.
“Beberapa camilan hilang dari meja saat saya bersekolah dan para guru segera mengira itu saya tanpa investigasi," ujar Mario Balotelli.
“Namun, ada satu insiden yang tidak akan saya lupakan, air mata saya tak henti mengalir setelah itu," kata sang pemain yang dijuluki " Si Bengal" ini.
Belum lagi, diskriminasi yang didapatkan Balotelli juga terjadi saat ia berada di lingkungan sebaya.
“Saya sudah mengerjakan semua pekerjaan rumah saya. Saya tahu bahwa ibu saya akan membiarkan saya bermain sepakbola," ujar Super Mario.
"Hai teman-teman, bisakah kita bermain? Tidak Mario, Anda tidak bisa bermain, tapi saya mengerjakan PR saya, tidak Mario, kamu hitam.
“Saya berkulit hitam, karena itu saya berbeda di mata mereka, saya pikir mereka tidak menginginkan saya karena saya terlalu bersemangat saat itu," ucap Balotelli.
Tetapi ketika tahun-tahun berlalu, saya sayangnya menemukan sesuatu yang sebenarnya terjadi."
Meski berkali-kali mendapatkan perlakukan diskrimintif, mantan penyerang Manchester City dan Inter Milan ini tak akan mundur untuk melawan tindakan rasisme yang dialamatkan kepadanya.