TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pilar Timnas Inggris, Danny Rose, mengakui bahwa ia adalah pemain paling beruntung di Piala Dunia 2018.
Hal tersebut dinyatakan Rose jelang laga uji coba pra-Piala Dunia melawan Kosta Rika Kamis (7/6/2018).
Bek kiri 27 tahun ini harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah terdiagnosis mengalami depresi.
Fenomena buruk yang datang secara bertubi-tubi pada hidupnya menjadi penyebab.
Setelah mengalami cedera lutut panjang, kondisi mentalnya diperkeruh dengan bunuh diri sang paman.
Tak lama kemudian, sang ibu harus menghadapi pelecehan rasial dan saudara laki-laki Rose mati tertembak di rumah.
Ia yang telah berusaha menenangkan diri dengan serangkaian terapi dan mengonsumsi obat tertentu, sempat membuat pengakuan mengejutkan.
Rose mengaku sulit untuk melihat klubnya menang tanpa keberadaan dirinya di lapangan, hal ini tentu menjadi isyarat bahwa ia belum sembuh.
"Banyak hal telah terujar dan banyak hal telah terjadi di balik semua ini di Tottenham," kata Rose.
"Dan saya tak ingin menceritakan terlalu mendetail karena itu akan menghentikan saya untuk kembali pulih," ucap Rose.
Dipanggilnya sang pemain di Piala Dunia 2018 oleh pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate, nyatanya mampu menjadi obat tersendiri bagi Rose.
Meskipun musim lalu, ia tak mendapatkan kesempatan bermain penuh di klub akibat cedera panjang.
"Timnas Inggris adalah penyelamat saya satu juta persen. Saya tak bisa lagi mengungkapkan rasa terima kasih yang cukup terhadap pelatih dan staf medis," ujar pemain kelahiran Kota Doncaster.
"Saya beruntung Inggris memberi kesempatan untuk melepaskan belenggu itu, menyegarkan pikiran dan saya akan selalu berterima kasih kepada mereka," kata Rose.